Liputan6.com, Jakarta - Direktur Penyiaran Kemkominfo, Geryantika Kurnia, mengimbau stasiun televisi swasta turut serta menghadirkan layanan digital di wilayah perbatasan Indonesia. Hal ini untuk mendukung digitalisasi dan pemerataan pembangunan.
"Kami berharap di perbatasan itu sudah ada TV digital. Kalau masih ada yang belum, ya migrasi. Kalau yang sudah digital seperti TVRI, bisa langsung menjalankan saja," tutur Gery dalam acara diskusi soal TV digital di perbatasan di Jakarta, Kamis (22/8/2019).
Advertisement
Baca Juga
Kemkominfo pada 31 Agustus 2019 akan menggelar acara peluncuran layanan TV digital di wilayah perbatasan, termasuk Batam dan Nunukan, Kalimantan Utara. Sudah ada dua TV swasta dan TVRI, yang siap di kedua wilayah tersebut.
Tak hanya sekadar menghadirkan layanan TV digital di perbatasan, Gery berharap konten-konten yang dihadirkan pun menarik. Jika tidak, masyarakat di perbatasan akan lebih tertarik menyaksikan konten dari negara tetangga.
"Saya berpikir jika konten digital sama dengan analog, maka yang di perbatasan juga akan bisa melihat konten yang sama seperti di Jakarta. Mereka pasti tidak akan menonton dari negara tetangga," katanya.
Rambu-rambu Konten
Ditambahkan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Agung Suprio, konten-koten yang hadir di seluruh wilayah Indonesia tidak boleh melanggar peraturan penyiaran yang ada, termasuk di wilayah perbatasan. Dalam hal ini, tidak ada muatan negatif di dalam konten itu.
"Untuk konten, KPI memberikan rambu-rambu seperti kontennya harus ramah anak, ramah perempuan, bukan konten pornografi," tuturnya.
Senada dengan Gery, ia berharap perusahaan penyiaran bisa memberikan konten yang sama menariknya dengan di Jakarta. Ia menegaskan KPI akan mendukung penuh penyiaran di perbatasan.
"KPI juga memiliki tugas membantu penyiaran, dan terlibat dalam penyiaran perbatasan. Kami pun sebenarnya ingin konten di sini juga bisa ditonton di sana," ungkap Agung.
(Din/Why)
Advertisement