Liputan6.com, Jakarta - Dari waktu ke waktu penggunaan kecerdasan buatan (artifical intelligence) di berbagai bidang semakin meluas. Terkini, robot berbasis kecerdasan buatan dapat mengambil darah atau memasukkan kateter untuk menyuplai cairan dan obat. Kemampuan robot itu juga ditopang oleh teknologi ultrasound imaging dan near-infrared.
Hasil penelitian terbaru para insinyur di Rutger University menunjukkan bahwa sistem otonomos seperti robot yang mereka kembangkan dapat mengungguli manusia pada beberapa pekerjaan kompleks di bidang medis.
Advertisement
Baca Juga
Menurut penelitian yang terbit di jurnal Nature Machine Intelligence itu, robot medis dapat mengurangi cedera dan meningkatkan efisiensi dan hasil prosedur, serta melaksanakan tugas dengan pengawasan minimal ketika sumber daya terbatas.
Oleh sebab itu, robot ini akan memungkinkan profesional perawatan kesehatan untuk lebih berfokus pada aspek kritis lain dari perawatan medis dan memungkinkan penyedia medis darurat untuk melakukan intervensi lanjutan dan upaya resusitasi ke daerah terpencil dan terbatas sumber daya.
"Menggunakan sukarelawan, pemodelan, dan hewan, tim kami menunjukkan bahwa perangkat dapat secara akurat menunjukkan pembuluh darah, meningkatkan tingkat keberhasilan dan waktu prosedur dibandingkan dengan para ahli perawatan kesehatan profesional, terutama dengan kesulitan mengakses pembuluh darah," kata Martin L. Yarmush, profesor di Departemen Teknik Biomedis di School of Engineering di Rutgers University-New Brunswick, dikutip dari Euerakalert, Jumat (6/3/2020).
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Menantang
Yarmush merupakan profesor yang membimbing penulis utama pada penelitian ini, yakni Alvin Chen, serta dua orang kopenulis lainnya, termasuk Max L. Balter dan Timothy J. Maguire. Mereka meraih gelar doktor di Rutgers, di bawah bimbingan Yarmush.
Mendapatkan akses ke pembuluh darah, arteri, dan pembuluh lainnya adalah langkah pertama yang penting dalam banyak prosedur diagnostik dan terapeutik.
Mereka termasuk mengambil darah, memberikan cairan dan obat-obatan, dan lainnya. Ketepatan waktu prosedur bisa menjadi penting, tetapi mendapatkan akses ke pembuluh darah pada banyak orang bisa sangat menantang.
Â
Advertisement
Akurasi
Secara akurat robot dapat mengarahkan jarum dan kateter ke dalam pembuluh darah kecil dengan pengawasan minimal.
Ini menggabungkan kecerdasan buatan dengan teknologi near-infrared dan ultrasound imaging untuk melakukan tugas visual kompleks, termasuk mengidentifikasi pembuluh darah dari jaringan di sekitarnya, mengklasifikasikannya dan memperkirakan kedalamannya, diikuti dengan pelacakan gerakan.
"Perangkat tidak hanya dapat digunakan untuk pasien, tetapi juga dapat dimodifikasi untuk mengambil darah tikus, prosedur yang sangat penting untuk pengujian obat pada hewan di industri farmasi dan biotek," kata Yarmush.
(Why/Ysl)