Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat (AS) sebelumnya mengumumkan bakal mempertimbangkan untuk membllokir TikTok.
Alasannya, karena perusahaan induk TikTok, ByteDance, berasal dari Tiongkok, yang mana ini berkaitan dengan perang dagang dan ketegangan antara kedua negara.
Advertisement
Baca Juga
Laporan terbaru dari Bloomberg, Sabtu (1/8/2020), menyebut Presiden AS Donald Trump memaksa ByteDance untuk menjual operasional TikTok AS. Namun, siapa yang akan membelinya?
Menurut sebuah tweet dari Charles Gasparino dari Fox Business Network, ia mengklaim tampaknya Microsoft sedang dalam pembicaraan untuk berpotensi mengakuisisi TikTok.
SCOOP: Investment banking sources say Trump Administration through #CFIUS poised to issue order for @BytedanceTalk to divest its stake in US portion of @tiktok; speculation on Wall Street is that US biz could be sold to an American co. One name in mix: @Microsoft NOT CONFIRMED
— Charles Gasparino (@CGasparino) July 31, 2020
Klaim TikTok
TikTok menegaskan, meskipun perusahaan induknya (ByteDance) berasal dari China, mereka adalah perusahaan yang berbasis di AS.
Pemerintah AS bahkan menuduh TikTok sebagai platform yang menyesatkan, dan juga dapat digunakan untuk memata-matai AS dengan menggunakan data yang telah diperoleh dari para penggunanya.
TikTok tampaknya terjebak dalam perang dagang AS-China. Apakah TikTok akan dijual ke Microsoft? Bagaimana menurut kamu?
Advertisement
Investor AS Berencana Beli TikTok dari China
Sebelumnya diwartakan sekelompok investor Amerika Serikat (AS) disebut-sebut akan membeli TikTok dari perusahaan teknologi asal China, ByteDance.
Kabar ini merebak di tengah isu pelarangan aplikasi video pendek tersebut oleh pemerintah AS.
Para investor yang dipimpin oleh perusahaan modal ventura, General Atlantic dan Sequoia Capital, sedang berdiskusi dengan Departemen Keuangan AS dan regulator lainnya mengenai hal ini.
Baca Juga
Dilansir Ars Technica, Kamis (23/7/2020), menurut dua orang yang terlibat dalam proses ini, dengan membeli TikTok dari China mungkin akan menghilangkan kekhawatiran AS tentang isu spionase dan keamanan siber.
Setelah pembelian, ByteDance akan mempertahankan saham minoritas dalam bisnis internasional, dengan saham yang tidak memberikan suara. Demikian menurut sumber yang tak disebutkan identitasnya.
"Ini adalah satu-satunya rencana yang layak," kata sumber tersebut, yang mana informasi itu kali pertama menyebutkan beberapa pembicaraan terkait pembelian TikTok.
Kesepakatan Lain
Investor lain, termasuk firma ekuitas swasta yang berbasis di New York dan perusahaan teknologi Silicon Valley, juga telah melakukan pendekatan kepada ByteDance dan pendirinya, Zhang Yiming, tentang kemungkinan kesepakatan untuk TikTok.
Namun, masih menurut orang-orang yang terlibat dalam proses ini, belum ada kepastian dari General Atlantic dan Sequoia Capital. ByteDance disebut-sebut enggan berbagi teknologinya dengan perusahaan saingan.
"Ada beberapa rintangan sebelum hal (akuisisi) ini bisa terjadi," kata seorang penasihat yang mengetahui situasi TikTok saat ini.
(Isk/Ysl)
Advertisement