Duh, Peneliti Samsung Diduga Bocorkan Teknologi OLED ke Perusahaan Tiongkok

Menurut sebuah laporan, dua orang peneliti Samsung dikabarkan telah membocorkan teknologi OLED terbaru ke perusahaan Tiongkok sehingga menyebabkan kerugian untuk Samsung.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 12 Agu 2020, 06:30 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2020, 06:30 WIB
Samsung
Layar OLED tahan banting yang dikembangkan Samsung. (Foto: Mirror)

Liputan6.com, Jakarta - Samsung tengah mengembangkan teknologi terkait inkjet printing OLED. Sayangnya menurut sebuah laporan, dua orang peneliti Samsung dikabarkan telah membocorkan teknologi itu ke perusahaan Tiongkok.

Berdasarkan laporan dari media setempat, polisi telah menangkap dua peneliti Samsung dan menuduh mereka membocorkan teknologi tersebut ke perusahaan Tiongkok.

Mengutip Gizmochina, Rabu (12/8/2020), gara-gara kebocoran teknologi ini, Samsung dikabarkan mengalami kerugian hingga jutaan dolar AS.

Polisi tak mengungkap identitas karyawan yang ditahan. Namun menurut informasi dari polisi masing-masing peneliti yang terlibat adalah Senior Researcher di Samsung yang berusia 46 dan 37 tahun.

Investasi Samsung untuk Layar OLED

Masuki Era New Normal, Menonton TV Lebih Asyik dengan Infinity Screen
Samsung masuki masa new normal dengan TV berlayar Infinity (Foto: Samsung)

Sementara itu, Samsung dilaporkan telah berinvestasi lebih dari 10 miliar Won atau setara USD 8,5 juta (sekitar Rp 125,2 miliar. Investasi ini untuk membiayai riset dan pengembangan dari teknologi inkjet printing, dalam waktu 3 tahun terakhir.

Analis mengklaim, teknologi yang dicuri ini bisa mengurangi 20 persen biaya produksi TV layar OLED 4K berukuran 65 inci.

Samsung Display

Samsung TV
Jong-hee Han, President Visual Displays Samsung Electronics saat sesi keynote di CES 2020. (Liputan6.com/ Dyah Puspita Wisnuwardani)

Mengenai penggunaan teknologinya, Samsung Display, anak usaha Samsung yang bergerak di bidang teknologi layar, diperkirakan akan memakai teknologi cetak inkjet ini untuk produksi OLED mulai Oktober 2020.

Jika semua berjalan lancar, Samsung akan menjadi perusahaan pertama di dunia yang menggunakan teknologi ini. Selain Tiongkok, perusahaan dari Jepang dan Taiwan juga tengah mengembangkan teknologi serupa.

(Tin/Why)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya