NASA Selidiki Kebocoran Udara di Stasiun Luar Angkasa Internasional

NASA tengah menyelidiki adanya kebocoran kecil di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), NASA menyebut kebocoran ini tak membahayakan kru di ISS.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 22 Agu 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2020, 09:00 WIB
Astronaut NASA Ganti Baterai ISS
Astronaut NASA Andrew Morgan sedang memasang pelat adaptor baterai selama perjalanan ruang angkasanya untuk meningkatkan sistem tenaga Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), Minggu, 6 Oktober 2019. (NASA TV)

Liputan6.com, Jakarta - NASA tengah menyelidiki adanya kebocoran kecil di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Para kru Expedition 63 di ISS ini tidak berada dalam bahaya. Menurut seorang pejabat NASA, para awak akan menghabiskan akhir pekan di laboratorium yang mengorbit segmen Rusia di dalam modul layanan Zvezda.

Astronot dapat bekerja di lingkungan lab, namun ruangan tersebut tidaklah sepenuhnya kedap udara. Pasalnya sedikit udara selalu bocor dari waktu ke waktu.

Oleh karenanya, menurut NASA, butuh tekanan ulang rutin dari tangki nitrogen dan oksigen yang dikirim selama misi kargo.

Kebocoran ini pertama kali ditemukan pada September 2019, namun tidak mengganggu operasi normal. Laju udara yang terbuang juga tidak cukup tinggi sehingga tidak menimbulkan alarm.

Oleh karenanya, menurut juru bicara NASA Dan Huot, pihaknya terus memantau situasi sembari  fokus pada prioritas lain dari ISS sebelum menangani kebocoran tersebut.

Salah satunya adalah saat NASA dan SpaceX menyelesaikan misi komersial berawak pertama ke laboratorium. Selain itu astronot NASA juga punya tugas menyelesaikan spacewalks untuk memperbaiki detektor materi gelap yang rusak dan memperbaiki baterai ISS.

Baterai ini merupakan hal yang penting karena akan dipakai untuk menyalakan stasiun hingga akhir masa pakai pada 2024 (dapat diperpanjang hingga 2028).

 

Mulai Cari Kebocoran

Komet Neowise terlihat dari Stasiun Antariksa Internasional (ISS). (NASA, via Associated Press)
Komet Neowise terlihat dari Stasiun Antariksa Internasional (ISS). (NASA, via Associated Press)

"Sekarang kami memiliki periode yang relatif tenang. Kru akan menutup palka untuk tiap modul, sehingga dari darat (pusat kendali NASA) dapat memantau tekanan tiap modul untuk mengisolasi sumber kebocoran," kata Huot.

Lebih lanjut Huot mengatakan, penutupan palka merupakan cara paling efektif yang bisa dilakukan untuk menutup kebocoran, karena ukurannya yang sangat kecil.

"Kami tidak tahu pasti apakah kebocoran terjadi di segmen AS atau Rusia, dan tidak akan tahu hingga kami dapat meninjau data dari pengujian yang dilakukan akhir pekan ini," katanya.

Sekadar informasi, menurut pejabat NASA, meski tingkat kebocoran lebih tinggi dibanding biasanya, hal itu masih dalam spesifikasi stasiun dan tidak menimbulkan bahaya langsung pada para awak.

Sebelumnya, astronot juga telah melewati simulasi jika ada kebocoran udara selama pelatihan untuk masa tinggal mereka di luar angkasa. Masa tinggal sendiri bisa memakan waktu sekitar 6 bulan.

Sejauh ini, hanya astronot NASA Chris Cassidy yang memiliki barang pribadi di luar segmen Rusia, karena tempat tidurnya ada di modul Harmony.

Pastikan Kru Aman

Foto Astronaut NASA
Dua astronaut NASA, Doug Hurley dan Bob Behnken (berkaos hitam), tiba di ISS dan berfoto bersama astronot dan kosmonot yang ada di sana (Foto: Twitter @Space_Station)

Cassidy dan kru kosmonot Rusia-nya, Ivan Vagner dan Anatoly Ivanishin akan tinggal di modul Zvezda Rusia mulai Jumat malam hingga Senin pagi (24 Agustus 2020).

Pejabat NASA menyebut, ketiganya bakal memiliki banyak ruang. Pasalnya Zvez merupakan tempat tinggal pertama awak ketika ISS dibangun tahun 2000-an.

Investigasi kebocoran ini bukanlah yang pertama yang dilakukan oleh anggota tim stasiun luar angkasa. Kebocoran ini juga dipastikan lebih kecil ketimbang yang ditemukan astronot pada 2018.

Sebelumnya pada Agustus 2018, ditemukan kebocoran kecil di pesawat ruang angkasa Soyuz Rusia yang terpasang di stasiun. Anggota kru Expedition 56 akhirnya menemukan lubang sebesar 2cm di lambung Soyuz.

"Poinnya adalah, ini bukan kebocoran yang sama dengan yang dideteksi pada Soyuz 2018 lalu. Kebocoran ini juga tidak menimbulkan risiko langsung atau jangka panjang terhadap keselamatan kru," kata Huot.

(Tin/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya