3 Rahasia Besar Luar Angkasa yang Berhasil Dipecahkan NASA

Berikut temuan NASA dari hasil penelitiannya di luar angkasa hingga 10 tahun.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Agu 2019, 06:30 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2019, 06:30 WIB
Ilustrasi ledakan supernova di angkasa luar (NASA)
Ilustrasi ledakan supernova di angkasa luar (NASA)

Liputan6.com, Jakarta - Rahasia besar di luar angkasa satu per satu mulai terpecahkan. Banyak cara yang dilakukan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) untuk membongkar misteri di galaksi,

Para peneliti NASA melakukan sejumlah cara demi mencari tahu rahasia besar antariksa, seperti mengirim mesin penjelajah untuk memonitor kondisi di luar angkasa.

Hasilnya, para peneliti menemukan banyak temuan mengejutkan yang mungkin bisa mempengaruhi hidup manusia.

Nah, berikut temuan NASA dari hasil penelitiannya di luar angkasa hingga 10 tahun.

1. Lubang Hitam Raksasa

Chandra X-ray Observatory milik NASA temukan lubang raksasa hitam yang tersembunyi di balik awan gas padat. Lubang hitam ini berukuran supermasif dan lebih besar daripada Matahari. Lubang hitam ini tumbuh dengan cara menarik material dari cakram materi di sekitarnya.

Pertumbuhan yang cepat itu menghasilkan sejumlah radiasi (quasar) di wilayah sekitar lubang hitam.

“Sangat menantang bisa menemukan quasar dalam fase berjubah ini karena begitu banyak radiasi yang diserap dan tidak dapat dideteksi,” kata Fabio Vito, CAS-CONICYT Fellow di Pontificia Universidad Catlica de Chile, di Santiago, Chili.

Temuan baru itu muncul dari pengamatan sebuah quasar yang disebut PSO167-13, yang pertama kali ditemukan oleh Pan-STARRS, sebuah teleskop cahaya-optik di Hawaii.

Pengamatan juga dilakukan dengan mendeteksi sekitar 200 quasar lain di antariksa.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini


2. Mikroba yang Hidup di Mars

bakteri
Ilustrasi bakteri luar angkasa. (Foto: Mirror)

NASA juga menemukan temuan baru di Planet Mars. Mesin penjelajah NASA, Curiosity, menemukan bahwa Mars punya kondisi yang mendukung bagi kehidupan mikroba di masa lalu.

Dikutip dari MARS.NASA.GOV, Curiosity sudah mengebor sampel ke-22 dari permukaan Mars. Peneliti Mars menyebut kawasan ini sebagai "unit bantalan tanah" di sisi Gunung Sharp, di dalam Kawah Gale.

Hasil dari pengeboran sampel itu, peneliti NASA menemukan miliaran tahun lalu ada aliran dan danau di dalam kawah. Air berubah menjadi endapan yang tersimpan di dalam danau, menjadikan banyak mineral tanah liat di wilayah tersebut.

Sinyal tanah liat itu pertama kali terdeteksi dari luar angkasa oleh Mars Reconnaissance Orbiter (MRO) NASA beberapa tahun sebelum Curiosity diluncurkan.

"Daerah ini adalah salah satu alasan kami datang ke Kawah Gale," kata Kristen Bennett dari Survei Geologi AS, salah satu co-lead untuk kampanye unit tanah liat Curiosity.

"Kami telah mempelajari gambar pengorbit area ini selama 10 tahun, dan kami akhirnya dapat melihat dari dekat," tambahnya.

 


3. Temukan Planet Baru

Ditemukan Planet Baru Di Tata Surya
Berbicara alam semesta, tidak akan ada habisnya. Seperti baru-baru ini ditemukan sebuah planet baru di tata surya kita.

Januari 2019, NASA pernah menemukan tiga planet baru di luar tata surya. Dari ketiga planet itu, salah satunya diberi nama HD 21749b. Kali ini NASA kembali menemukan planet baru yang masih bagian dari sistem tata surya TOI-270.

Ketiga planet ini berjarak 73 tahun cahaya dari Bumi dan planet yang paling dekat serta salah satu yang terkecil.

Planet misterius ini ditemukan melalui penelitian menggunakan NASA Exoplanet Survey Satellite (TESS). Satelit ini dikirim ke luar angkasa tahun 2018 lalu.

TOI-270 menjadi planet yang mirip dengan Bumi. Bahkan ukuranya mirip Bumi dan Mars. Sedangkan dua planet lainnya mirip dengan Saturnus dan Jupiter.

Reporter: Fellyanda Suci Agiesta

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya