Liputan6.com, Jakarta - Tujuh aplikasi jahat, dengan rincian empat di Android dan tiga di iOS berupaya menipu dan membuat pengguna rugi.Â
Pasalnya, aplikasi-aplikasi ini menerapkan penipuan dengan model adware. Di mana, setelah diunduh, aplikasi-aplikasi ini menyembunyikan ikon mereka, namun terus menjalankan iklan di perangkat.
Advertisement
Baca Juga
Aplikasi-aplikasi jahat ini dipromosikan di akun medsos populer di kalangan anak muda, misalnya di TikTok dan Instagram.
Pada iklan yang ada di TikTok dan Instagram tersebut, pengiklan aplikasi berbahaya menyantumkan link unduhan yang mengarah ke toko aplikasi App Store dan Google Play Store.
Adapun ke-tujuh aplikasi jahat yang dimaksud antara lain adalah ThemeXone-Shawky App Free-Shock My Friends, Tap Roulette ++ Shock my Friends, dan Ultimate Music Downloader - Free Download Music yang ada di iOS.
Empat aplikasi lainnya adalah Shock My Friends-Satuna, 666 Time, ThemeZone - Live Wallpapers, dan Shock my friend tap roulette v yang ada di Android.
Ketahuan karena Laporan Seorang Remaja
Informasi mengenai aplikasi berbahaya ini mulanya berasal dari laporan seorang remaja yang menemukan akun TikTok yang mempromosikan salah satu dari aplikasi jahat di atas.
Remaja perempuan itu lalu melaporkan ke proyek Be Safe Online milik Republik Ceko. Proyek ini bertujuan untuk membantu anak-anak di Republik Ceko tetap aman ketika sedang di dunia maya.
Selanjutnya, analis perusahaan keamanan Avast pun mencari tahu tentang aplikasi-aplikasi jahat ini. Ia kemudian menemukan ada 11 aplikasi jahat yang berjalan di iOS dan Android tengah melakukan praktik adware tersebut.
Analis Avast Jakub Vavra mengatakan pihaknya berterima kasih ke remaja putri tersebut karena sudah melaporkan sebuah akun TikTok ke mereka.
Advertisement
Sudah Umumkan ke Google dan Apple
"Kepedulian dan langkahnya yang bertanggung jawab adalah sebuah komitmen yang harus dilakukan demi terciptanya dunia siber yang lebih aman," tutur Vavra, dikutip dari PhoneArena, Jumat (25/9/2020).
Berdasarkan penelusurannya, aplikasi-aplikasi yang ditemukan berupaya melakukan penipuan dan melanggar kebijakan aplikasi Apple dan Google. Aplikasi-aplikasi tersebut terbukti membuat klaim yang salah terkait fungsionalitasnya.
Parahnya, aplikasi ini menggunakan dipromosikan di akun TikTok dan Instagram yang punya banyak followers.
Vavra kemudian mengatakan, pihak Avast telah memberitahukan kepada Google dan Apple tentang temuan malware yang ada di toko aplikasi mereka.
Avast juga menginformasikan temuan ini kepada TikTok dan Instagram, terkait ada akun-akun yang mempromosikan aplikasi jahat.
(Tin/Ysl)