Kata Analis Soal Rencana Telkom Investasi ke Bisnis Digital

Analis MNC Sekuritas Victoria Venny mengatakan rencana investasi Telkom ke bisnis digital sudah tepat, seperti apa analisisny?

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 07 Okt 2020, 16:00 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2020, 16:00 WIB
Telkom Indonesia.
PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom).

Liputan6.com, Jakarta - Telkom ternyata memiliki rencana untuk mengembangkan bisnis digital, tidak hanya untuk menggelar jaringan infrastruktur telekomunikasi. Informasi itu diketahui dari hasil pertemuan virtual antara analis saham dengan manajemen Telkom.

Dalam pertemuan itu diketahui Telkom terungkap memiliki rencana untuk berinvestasi di perusahaan yang memiliki big data. Menanggapi rencana itu, analis MNC Sekuritas Victoria Venny mengatakan langkah tersebut sangat tepat.

Menurutnya, dengan rencana Telkom masuk ke bisnis digital akan menciptakan sinergi dengan bisnis inti perusahaan yang selama ini sudah berjalan dengan baik. Lewat investasi ini, perusahaan juga dapat bisa melakukan akusisi customer base.

"Telkom nantinya bisa akuisisi customer base perusahan digital tersebut, atau sebaliknya, sehingga ke depannya Telkom tak hanya sekadar mengembangkan bisnis connectivity saja, tetapi juga akan merambah ke bisnis ekonomi digital," tuturnya dalam keterangan resmi yang diterima, Rabu (7/10/2020).

Lebih lanjut Victoria mengatakan kunci bisnis masa depan memang big data analytic. Karenanya, bisnis big data analytic memiliki customer base yang besar, sehingga investasi di perusahaan semacam itu dapat menjadi kunci bagi Telkom.

"Dengan terjun di bisnis digital, nantinya Telkom tidak hanya sebagai trafik dump pipe penyelenggara OTT saja, tetapi mereka sudah main di bisnis digital," tuturnya menjelaskan.


Peluang Telkom Garap Bisnis Big Data Analytic

Ilustrasi Startup, Perusahaan Teknologi, Cloud, Komputasi Awan
Ilustrasi Startup, Perusahaan Teknologi, Cloud, Komputasi Awan. Kredit: Freepik

Sebagai informasi, selama ini perusahaan telekomunikasi Indonesia hanya menghadirkan dump pipe atau menyediakan konektivitas penyelenggara digital.

Namun kebanyakan dari mereka tidak peduli dengan potensi nilai ekonomi lebih besar yang ada di pipa tersebut. 

Dengan bisnis semacam ini, operator hanya mendapatkan pendapatan dari akses data yang setiap hari makin murah. Padahal, nilai dari aplikasi hanya didapatkan penyedia konten.

Untuk itu, Venny mengatakan peluang Telkom Group menggarap bisnis digital khususnya perusahaan dengan big data analytic yang besar, masih sangat menjanjikan. Bahkan sebelum Telkom, beberapa perusahaan yang tercatat di BEI sudah terlebih dulu berinvestasi di perusahaan digital.

"Dengan investasi di perusahaan digital, valuasi mereka menjadi meningkat. Jika Telkom mengakuisisi perusahaan digital yang memiliki customer base besar akan berpotensi meningkatkan revenue perseroan," tuturnya melanjutkan.

 


Perusahaan Konvesional yang Terjun ke Bisnis Digital

Ilustrasi Startup
Ilustrasi Startup - Kredit: rawpixel via Pixabay

Sebagai informasi, beberapa perusahaan konvesional yang sudah berinvestasi di startup adalah PT Astra International. Bersama dengan venture capital, Everhaus, mereka sudah berinvestasi di bisnis logistik, melalui Trukita.

Tidak hanya itu, Astra juga sudah berinvestasi di Gojek sebanyak dua kali. Tidak tanggung-tanggung, tahun lalu perusahaan ini sudah menanamkan investasi sekitar Rp 3,5 triliun di Gojek.

Bahkan setelah Astra berinvestasi di Gojek, kedua perusahaan sepakat membangun perusahaan patungan PT. Solusi Mobilitas Bangsa. Perusahaan ini meluncurkan solusi mobilitas roda empat dengan merek Gofleet.

Selain itu, ada BRI yang juga melakukan serupa melalui BRI Ventures. Lewat program Dana Sembrani Nusantara, BRI Ventures berencana banyak melakukan investasi di startup. Pendanaan akan difokuskan pada seed-growth stage yang terdiri dari seed funding dan pendanaan awal Seri A.

Dengan dana Rp 300 miliar, ventura capital itu mencari 10 hingga 15 startup di early stage pada sektor finansial, pendidikan, agro maritim, ritel, transportasi dan kesehatan.

Kendati demikian, Venny tetap mewanti-wanti agar Telkom Group tidak gegabah dalam melakukan investasi. Jadi, harus dilihat secara lebih rinci lagi nilai investasi yang akan dikucurkan dan peluang yang didapatkan oleh perseroan.

(Dam/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya