Liputan6.com, Jakarta - Jelang Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS), Instagram mengambil langkah untuk memutus peredaran disinformasi di platformnya.
Jejaring sosial dalam keluarga Facebook ini menghilangkan sementara tab Recent dari seluruh hashtag.
Advertisement
Baca Juga
"Kami melakukan ini (menghilangkan tab Recent) untuk mengurangi tersebarnya konten berpotensi bahaya yang dapat muncul sepanjang Pilpres," kata Instagram melalui cuitannya di akun Twitter, sebagaimana dikutip dari CNET, Selasa (3/11/2020).
Starting today, for people in the U.S. we will temporarily remove the “Recent” tab from hashtag pages. We’re doing this to reduce the real-time spread of potentially harmful content that could pop up around the election.
— Instagram Comms (@InstagramComms) October 29, 2020
Dengan dihilangkannya tab Recent ini, ketika pengguna mencari sebuah tagar di Instagram, pengguna hanya bisa melihat tagar teratas, tidak lagi bisa menelusuri unggahan terbaru yang memakai tagar tersebut.
Kendati demikian, kebijakan ini hanya berlaku bagi penggunanya yang ada di Amerika Serikat. Para pengguna yang ada di Inggris juga tidak bisa menggunakan tab Recent.
Sayangnya, Instagram tidak memberikan penjelasan mengenai seberapa banyak dan seluas apa wilayah yang terdampak kebijakan ini.
Hindari Penyebaran Disinformasi
Perlu diketahui, baik Instagram dan Facebook mengambil langkah serius untuk menghindari tersebarnya disinformasi di berbagai platform mereka jelang Pilpres AS.
Pada awal bulan lalu, Facebook menyebut, pihaknya menghapus 120 ribu unggahan baik di Facebook maupun Instagram yang dianggap melanggar kebijakan.
Perusahaan juga menambahkan peringatan pada 150 juta unggahan yang dianggap tidak lolos cek fakta. Facebook juga menolak 2,2 juta subsimi iklan tertarget yang tidak menyelesaikan otorisasinya.
Advertisement
Tolak Iklan Politik
Masih terkait Pilpres AS, Facebook mengatakan, akan melarang iklan yang keliru mengklaim kemenangan salah satu kandidat presiden atau iklan yang bisa mengubah hasil pemilihan.
Tak hanya itu, jejaring sosial dengan miliaran pengguna ini juga menolak iklan kampanye Donald Trump dan Joe Biden, jika salah satunya mencoba mengklaim kemenangan sebelum waktunya.
Pada September lalu, Facebook juga mengumumkan larangan iklan politik. Pada awal lalu, Facebook juga menyebut akan menghentikan iklan politik berbasis AS setelah pemilu berlangsung, tanpa batas waktu.
Hal ini dilakukan untuk menghindari kebingungan dan kekacauan karena pengumuman hasil Pilpres yang masih terlalu dini.
(Tin/Isk)