Sirclo Proyeksikan Transaksi eCommerce Tumbuh 6 Kali Lipat Pada Ajang 11.11 dan 12.12

Sirclo memproyeksikan transaksi di eCommerce akan meningkat 6 kali lipat YoY dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

oleh M Hidayat diperbarui 04 Nov 2020, 16:17 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2020, 16:15 WIB
Ilustrasi ecommerce, e-commerce, toko online
Ilustrasi ecommerce, e-commerce, toko online. Kredit: athree23 via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Sirclo melaporkan proyeksinya mengenai pertumbuhan transaksi eCommerce pada ajang 11.11 dan 12.12 melalui konferensi pers virtual bersama awak media hari ini, Rabu (4/11/2020).

eCommerce enabler tersebut memproyeksikan transaksi di eCommerce akan meningkat 6 kali lipat YoY dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Brian Marshal, CEO di Sirclo, menyatakan bahwa peran Sirclo sebagai enabler membuat mereka memiliki posisi strategis untuk menangkap tren eCommerce secara akurat.

Memang, Brian mengakui sudah banyak laporan dari banyak lembaga tentang pertumbuhan di sektor eCommerce. Namun, menurut dia, laporan dari Sirclo dapat menjadi pelengkap dan menyajikan wawasan lebih mendalam karena Sirclo bersinggungan langsung dengan para pelakunya.

"Selama pandemi, ada percepatan. Tadinya sudah cepat, jadi makin cepat. Ini secara khusus, kalau ngomongin angka, 2020 yang tadinya orang perkirakan akan meningkat 54 persen, jadi meningkat 91 persen. Ini jauh lebih cepat daripada tahun-tahun sebelumnya. Di tahun ini bisa hampir dua kali lipat tumbuhnya. Pertumbuhan ini juga akan berdampak ke tahun-tahun setelahnya," ujar Brian menjelaskan.

Menghadapi ajang 11.11 pada bulan ini dan 12.12 pada bulan depan, Brian memaparkan beberapa strategi yang dapat pelaku usaha terapkan dalam memasarkan produknya di eCommerce, yaitu:

  • Investasi pada pembentukan brand awareness
  • Menerapkan strategi unik sesuai kanal penjualan
  • Product bundling
  • Kolaborasi dengan brand/produk populer
  • Memberikan hadiah menarik kepada konsumen

 

12 Juta Pengguna eCommerce Baru

Selain proyeksi transaksi, Brian juga menjelaskan bahwa selama pandemi Covid-19 diperkirakan terdapat 12 juta pengguna eCommerce baru.

"Ini salah satu faktor utama pertumbuhan. Orang yang tadinya enggak berbelanja online, sekarang karena situasi pandemi akhrinya mereka dipaksa lebih cepat untuk berbelanja online," kata Brian.

Menurut riset mereka, setidaknya 40 persen dari pengguna baru itu menyebut akan tetap menggunakan layanan eCommerce meski kelak pandemi telah usai.

Sejak pandemi Covid-19, produk sanitasi menjadi kategori produk yang paling banyak diburu, seperti hand sanitizer.

"Trennya secara umum sampai saat ini Q3 2020, permintaan produk sanitasi ini tinggi. Memang tidak melonjak seperti dari Q1 ke Q2, tetapi permintaan di Q3 ini tetap bertahan," ujar Brian.

Frekuensi Berbelanja

Hal menarik lainnya adalah ternyata 1 dari 5 orang yang terlibat di riset Sirclo sering berbelanja, tepatnya 9 kali atau lebih dalam sebulan. Kemudian secara proporsi gender, Sirclo melihat proporsi pengguna eCommerce pria dan wanita tidak terpaut terlalu jauh.

"Dan secara proporsi, 58 persen adalah konsumen wanita. Secara umum, konsumen pria juga tidak kalah banyak, 42 persen," tutur Brian.

Hal ini, menurut dia, mematahkan mitos bahwa pengguna eCommerce didominasi oleh wanita.

Mengenai medium untuk berbelanja, Sirclo menemukan bahwa 95 persen pengguna melakukan transaksi lewat smartphone.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya