Adobe Flash Player Resmi Dimatikan

Adobe resmi mematikan Adobe Flash Player, plugin browser terkenal yang bisa dukung pemutaran animasi dan video di era awal internet.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 01 Jan 2021, 16:46 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2021, 16:46 WIB
Google Blokir Adobe Flash di Chrome
Menyusul Mozilla, kini Google pun telah memblokir plugin Adobe Flash dari browser Chrome.

Liputan6.com, Jakarta - Adobe resmi mematikan software Adobe Flash Player pada 31 Desember 2020. Plug-in browser tersebut pernah begitu terkenal di kalangan pengguna internet karena kemampuannya menghadirkan beragam animasi dan web yang interaktif.

Mengutip laman BBC, Jumat (1/1/2020), Adobe Flash dirilis pada tahun 1996. Saat itu Flash Player menjadi opsi paling populer bagi pengguna internet untuk streaming video atau main gim online.

Kendati demikian, kiprah Adobe Flash Player menguap seiring banyaknya masalah keamanan dan kegagalan transisi di era smartphone ini.

Dengan dimatikannya layanan Adobe Flash Player, perusahaan tak lagi menawarkan update keamanan untuk Flash. Bahkan, Adobe meminta pengguna yang masih memiliki Flash Player di perangkatnya untuk segera meng-uninstall alias menghapus pemasangan.

Rencananya, Adobe juga akan menyetop kemampuan memutar video dan aminasi pada Flash Player mulai 12 Januari 2021.

Popularitas Adobe Flash Player

Adobe Flash
Adobe Flasi dijadikan alat memata-matai pejabat. (Doc: BBC)

Saat Flash Player pertama dirilis, sebagian besar pengguna internet terhubung dengan koneksi dial-up yang menurut standar internet saat ini jelas sangat lambat speed-nya. Namun Flash membuat desainer dan animator bisa menghadirkan konten animasi atau video yang bisa diunduh dengan relatif cepat.

"Kamu bisa membuat animasi berdurasi 3 menit hadir dengan banyak karakter, latar belakang, dan musik dalam kapasitas ukuran kurang dari 2MB dan bisa diputar langsung dari browser," kata Animator David Firth ketika bicara mengenai kemampuan Adobe Flash Player.

Firth menambahkan, Adobe Flash Player menjadi software pertama yang memungkinkan siapa pun bisa mengunggah konten dan dapat diakses secara online.

Flash Player juga tak sekadar bisa menampilkan animasi, melainkan juga website seperti YouTube menayangkan video berkualitas tinggi.

Pada 2009, Adobe menyebut, Flash dipasang pada 99 persen PC terhubung internet. Namun ketika dunia mulai memasuki masa smartphone, Adobe agak terlambat dalam membaca pasar.

"Kami telah mengoptimalkan ponsel kelas bawah dengan kehadiran Flash Lite," kata Mantan Wakil Presiden Eksekutif Produk di Adobe David Mendels kala itu.

Gagal Bertahan di Era Smartphone dan Kritikan Steve Jobs

media sosial
ilustrasi smartphone sosial media/Photo by Lisa Fotios from Pexels

Ia menyebut, produk ini sangat sukses di Jepang. Namun kemampuannya tak bisa menyamai Flash Player yang ada di desktop. Bahkan, Flash untuk smartphone tak sepenuhnya kompatibel.

Setahun setelahnya, CEO Apple Steve Jobs menuliskan surat terbuka yang menjelaskan alasan Apple tak membiarkan Flash berjalan di iPhone dan iPad.

Jobs menyebut, Flash kurang praktis dipakai di layar sentuh, kurang bisa diandalkan, mengancam keamanan, serta menguras baterai smartphone.

Jobs menyebut, video dan animasi pada smartphone dapat dikirim dengan HTML5 dan teknologi terbuka lainnya. Menurut Jobs, Flash pun jadi kurang berguna di smartphone dan tablet.

"Saat iPhone dirilis, Flash masih belum siap. Namun hal ini juga menuntut kami menciptakan ekosistem khusus Apple," tutur Mendels.

Selanjutnya Adobe berhasil menghadirkan Flash Player yang bisa dipakai untuk smartphone. Namun, dunia digital lebih cepat bergerak dibanding sebelumnya.

Kalah Cepat dari Inovasi Perusahaan Teknologi

Buktinya, perusahaan teknologi kondang seperti Facebook, Netflix, dan YouTube sudah menghadirkan video streaming ke smartphone tanpa perlu Flash.

Pada November 2011, Adobe mengakhiri pengembangan Flash untuk perangkat Mobile. Namun Adobe tetap mengembangkan Flash untuk komputer desktop. Sayangnya software Flash mengalami beberapa kelemahan keamanan.

Pada 2015 pun, Apple menonaktifkan plugin di browser Safari secara default. Sementara Google Chrome mulai memblokir beberapa konten Flash.

Selanjutnya pada Juli 2017, Adobe mengumumkan mereka akan menghentikan Flash pada 2020.

Karena Flash Player bakal mulai dimatikan pada 12 Januari mendatang, kemungkinan konten animasi, gim, dan website interaktif lawas bakal menghilang juga.

Pengguna pun diminta untuk menghapus dan uninstal Flash pada perangkat Windows atau Mac mereka pada website.

(Tin/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya