Liputan6.com, Jakarta - Pendiri sekaligus bos Tesla Elon Musk rupanya sempat digugat oleh salah satu pemegang saham Tesla pada 2017.
Cerita ini bermula ketika seorang pemegang saham Tesla Gregory Wochos meyakini Tesla bakal jadi perusahaan yang moncer meski sempat rugi ratusan juta dolar tiap kuartalnya, waktu itu.
Baca Juga
Ikuti cerita dalam foto ini https://story.merdeka.com/2303605/volume-5
Advertisement
"Wochos dan para investor lain percaya CEO Tesla Elon Musk akan memproduksi kendaraan listrik massal. Saat itu Model 3 tengah dalam produksi dan Elon Musk bersama Tesla menjanjikan dalam seminggu bisa memproduksi 5.000 unit kendaraan," tulis laporan NDTV yang dikutip Tekno Liputan6.com, Sabtu (6/2/2021).
Janji tersebut membuat nilai saham Tesla meroket 84 persen di sembilan bulan pertama tahun 2017.
Namun pada 2 Oktober 2017, Tesla melaporkan bahwa mereka cuma bisa memproduksi 260 unit Model 3 pada kuartal tiga.
Elon Musk dan Tesla pun menyalahkan ada "kesulitan produksi". Gara-gara itu, nilai saham Tesla jadi turun 3,91 persen.
Digugat
"Beberapa hari kemudian, Gregory Wochos mengajukan gugatan class action ke Pengadilan Distrik AS yakni Distrik Utara California terhadap Tesla, Elon Musk, dan dua pejabat eksekutif lainnya. Mereka dituding telah membuat pernyataan salah dan menyesatkan," tulis NDTV.
Dengan kata lain, Wochos menggugat Elon Musk karena diduga telah melebih-lebihkan janjinya.
Biasanya, sangat mudah bagi pengacara penggugat untuk mendapatkan keuntungan dari sebuah perusahaan ketika sahamnya turun mendadak.
Namun pada 1995, Kongres AS mengesahkan undang-undang yang memungkinkan perusahaan punya kelonggaran untuk membuat pernyataan prediksi ke depan--meskipun salah--selama pernyataan itu menyertakan bahasa 'peringatan.'
Dengan begitu, gugatan Gregory Wochos hanya berkutat pada pertanyaan sederhanya: apakah Tesla dan Elon Musk cukup berhati-hati?
Advertisement
Elon Musk menang dalam pengadilan
Pada Agustus 2018, tiga minggu setelah Elon Musk mengklaim dia punya dana untuk menjadikan Tesla perusahaan pribadi, Hakim Distrik AS Charles Breyer memutuskan, Musk dan Tesla telah cukup berhati-hati.
"Undang-undang sekuritas federal tidak menghukum perusahaan karena gagal mencapai target mereka," demikian bunyi keputusan hakim.
Gregory Wochos pun kalah dalam gugatannya. Pada 26 Januari 2021, gugatan berakhir dengan Pengadilan Banding ke-9 yang menyetujui hakim Breyer.
Kini bertahun-tahun setelahnya, nilai saham Tesla naik lebih dari 1.000 persen dibanding saat gugatan dilayangkan. Tak diketahui apakah Gregory Wochos masih mempunyai saham di Tesla atau tidak.
(Tin/Isk)