Indonesia dan Tesla Bakal Kerja Sama Bangun Power Bank Raksasa Berkapasitas 100 MW

Pemerintah menginginkan kerja sama dengan Tesla yang terwujud bisa memberikan manfaat lebih bagi kepentingan Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Feb 2021, 14:00 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2021, 14:00 WIB
Mobil Tesla made-in-China akan diekspor ke Eropa
Kendaraan Tesla Model 3 yang diproduksi di China (made in China) di gigafactory Tesla yang terletak di Shanghai, China pada 26 Oktober 2020. Tesla, pabrikan mobil AS, mengumumkan akan mengekspor 7.000 kendaraan Model 3 yang diproduksi di China ke Eropa pada Selasa (27/10). (Xinhua/Ding Ting)

Liputan6.com, Jakarta - Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Septian Hario Seto menjelaskan, pemerintah tengah menjajaki kerja sama baru dengan Tesla Inc.

Kerja sama ini terkait pembangunan energy storage system (ESS) atau sejenis power bank dengan kapasitas tenaga yang besar sebagaimana tertuang dalam proposal Non-Disclosure Agreement (NDA) yang telah diterima pada Kamis 4 Februari 2021.

"Dengan Tesla ini kita ada lagi kerja sama di bidang ESS, energy storage system. ESS ini mirip kayak power bank. Tapi ini kapasitasnya besar, bisa puluhan mega watt bahkan sampai 100 mega watt mereka bisa," terangnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/2/2021).

Namun, Septian menegaskan [emerintah akan selektif dalam menjajaki kerja sama bersama produsen mobil listrik kenamaaan dunia itu. Salah satunya dengan tidak menghendaki apabila Tesla hanya menginginkan sumber bahan baku saja.

"Kalau mereka hanya mengambil bahan bakunya, kita enggak tertarik.. Jadi, kalau mereka hanya mengambil bahan bakunya sih kita enggak aktraktif. Detailnya yang lain, kita belum bisa disclose," tegasnya.

Sebab, imbuh dia, pemerintah menginginkan kerja sama yang terwujud bisa memberikan manfaat lebih bagi kepentingan Indonesia. Antara lain dengan adanya transfer teknologi untuk meningkatkan ketrampilan tenaga kerja lokal.

"Adanya Tesla kita ingin sebagai anak bangsa bisa belajar dari sini. Karena itu, kita minta transfer teknologi. Ini kesempatan baik kita miliki oppotunitiy dengan perusahaan kelas dunia," tandasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Indonesia Telah Tandatangani Perjanjian Kerahasiaan dengan Tesla

FOTO: Intip Persiapan Pembukaan China International Import Expo 2020
Suasana area ekshibisi Tesla pada Pameran Impor Internasional China (China International Import Expo/CIIE) ketiga di Shanghai, China, 2 November 2020. CIIE ketiga dijadwalkan berlangsung mulai 5 hingga 10 November di Shanghai. (Xinhua/Ding Ting)

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia telah menandatangani non-Disclosure Agreement (NDA)  dengan perusahaan otomotif dari Amerika Serikat, Tesla Inc. Non-Disclosure Agreement ini merupakan perjanjian untuk menjaga informasi penting atau rahasia antara dua belah pihak. Aturan ini basanya memuat sanksi jika ada yang melanggar.

"Kami sudah 6 kali video call dan NDA sudah selesai ditandatangani," kata Luhut dalam Dialog Special: Tantangan dan Optimisme Investasi 2021, Jakarta, Rabu (3/2/2021).

 

Luhut menyebut, dalam waktu dekat, pemerintah akan menerima proposal yang diajukan Tesla dalam proyek baterai kendaraan listrik. "Saya pikir hari ini atau besok kita akan menerima proposal dari mereka," sambungnya.

Meski begitu, Luhut mengaku belum mengetahui berapa besar investasi yang akan diberikan Tesla dalam proyek tersebut. Sebab, dia belum bisa membuka informasi detil dalam rencana kerjasama dengan perusahaan asal negara Paman Sam itu.

"Kita belum bisa men-disclose (membuka) terlalu detil ke publik," kata dia.

Sebagai informasi, utusan dari Tesla dikabarkan batal datang ke Indonesia untuk membahas perencanaan pembangunan industri baterai kendaraan listrik di Indonesia. Tesla merupakan satu dari 7 perusahaan asing yang akan bermitra dengan PT Indonesia Battery Holding (IBH) dalam membangun industri kendaraan listrik berbasis baterai.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya