Anies Baswedan Disandingkan dengan Elon Musk Jadi Pahlawan Transportasi

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dinobatkan menjadi salah satu pahlawan transportasi dalam daftar Transformative Urban Mobility Initiative (TUMI)

oleh Athika Rahma diperbarui 05 Feb 2021, 15:25 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2021, 15:25 WIB
Anies Baswedan disandignkan dengan Elon Musk sebagai salah satu pahlawan transportasi
Anies Baswedan disandignkan dengan Elon Musk sebagai salah satu pahlawan transportasi

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dinobatkan menjadi salah satu pahlawan transportasi dalam daftar Transformative Urban Mobility Initiative (TUMI) 21 Heroes 2021.

Anies disandingkan dengan miliarder CEO Tesla dan Space-X Elon Musk karena dinilai berhasil mengembangkan sistem transit kendaraan yang optimal di Jakarta.

"Anies yang banyak akal memimpin pengembangan transit moda kendaraan termasuk layanan bus dan jaringan jalur sepeda," demikian dikutip dari publikasi TUMI 21 Heroes 2021, Jumat (5/2/2021).

Anies meraih peringkat 17 dalam daftar ini, sedangkan Elon Musk bertengger di peringkat ke-6. Miliarder ini dikenal karena inovasi perusahaannya menciptakan mobil listrik yang laku keras di seluruh dunia.

Di bawah kepemimpinan Anies, Jakarta hadir dengan sistem transportasi yang inklusif, adil dan terjangkau untuk seluruh warga. Di tengah pandemi ini, Anies juga menginisiasi peluncuran mobil listrik serta renovasi stasiun angkutan umum kota yang terhubung langsung dengan stasiun commuterline.

"Prestasi Jakarta ini dianugerahi penghargaan STA (Sustainable Transportation Award) yang dipimpin ITDP (Institute for Transportation and Development Policy) 2020," demikian penjelasan TUMI.

Selain Anies Baswedan dan Elon Musk, tokoh lainnya yang dinobatkan sebagai pahlawan transportasi ialah Menteri Pemerintah dari Wilayah Ibu Kota Brussels (Belgia) Elke Van den Brandt, Sekretaris Transportasi Medellín (Colombia) Carlos Cadena-Gaitán, Manajer Transportasi dan Mobilitas Dewan Kota Lviv (Ukraina) Andriy Bilyy hingga Ketua Komite Transportasi Parlemen Uni Eropa Karima Delli.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Pemprov DKI Beberkan Alasan Jakarta Bisa Keluar dari 10 Kota Termacet di Dunia

Kemacetan Jakarta di Tengah PSBB
Sejumlah pengendara kendaraan bermotor mengalami kemacetan lalu lintas di Tol Dalam Kota dan Jalan Gatot Subroto Jakarta, Selasa (19/5/2020). Meski masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) masih berlangsung, kemacetan lalu lintas masih terjadi di Ibu Kota. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Syafrin Liputo membeberkan sejumlah alasan Jakarta dapat keluar dari daftar 10 besar kota termacet di dunia. Salah satunya karena ada perbaikan penanganan transportasi yakni dengan memprioritaskan pejalan kaki.

"Diikuti oleh kendaraan ramah lingkungan, angkutan umum, selanjutnya kendaraan pribadi. Selain itu juga fokus pada integrasi angkutan umum melalui program JakLingko," kata Syafrin saat dihubungi, Rabu (20/1/2021).

Lalu, kata Syafrin, Pemprov DKI juga fokus dalam penataan kawasan stasiun hingga adanya kolaborasi dengan masyarakat. Peningkatan itu juga terjadi dikarenakan ada pengaturan waktu kerja warga selama pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Di sisi hilir ada pembatasan waktu operasional angkutan, pembatasan kapasitas angkutan, kebijakan berjalan seiring sekalian sehingga efektif," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, DKI Jakarta telah keluar dari 10 kota besar termacet di dunia. Hal tersebut berdasarkan unggahan Pemprov DKI Jakarta dalam akun instagram @dkijakarta pada Minggu (17/1/2021).

Data yang diunggah Pemprov DKI berdasarkan hasil dari penelitian lembaga TomTom Traffic Index.

"Menurut TomTom Traffic Index terbaru, Jakarta keluar dari 10 besar kota termacet di dunia. Kini, Jakarta berada di posisi ke 31 dari total 416 kota lain, yang berarti kemacetan semakin berkurang," bunyi unggahan tersebut.

Pemprov DKI juga menjelaskan hasil penilaian tingkat kemacetan tahun 2020 yang kini berada di angka rata-rata 36 persen.

Bahkan hasil tesebut berkurang bila dibandingkan tahun 2019 kemacetan di Ibu Kota mencapai 53 persen dan berada di peringkat 10 kota termacet.

"Sejak tahun 2017 peringkat Jakarta terus membaik hingga tahun ini keluar dari 10 besar," klaim Pemprov DKI.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya