Liputan6.com, Jakarta - CyberNews mengungkap 500 juta data pengguna LinkedIn telah bocor dan dijual di forum hacker online. Si penjual data mengklaim data tersebut diretas dari 500 juta profil LinkedIn.
Kendati begitu, Corporate Communications LinkedIn menyebut bahwa kumpulan data yang dijual online itu tidak berasal dari peretasan LinkedIn.
Baca Juga
"Kami menginvestigasi dugaan kumpulan data LinkedIn diunggah online untuk dijual dan kami menentukan, sebenarnya ini kumpulan data yang berasal dari sejumlah website dan perusahaan," kata LinkedIn dalam penyataan yang diunggah di website-nya, yang dikutip Tekno Liputan6.com, Jumat (9/4/2021).
Advertisement
Pihak LinkedIn juga mengungkap, data tersebut memang berisi informasi dari profil LinkedIn tetapi yang sifatnya publik.
"Ini mencakup data profil pengguna yang dapat dilihat secara publik yang tampaknya diambil dari LinkedIn. Namun ini bukan pelanggaran data LinkedIn dan tidak ada data pribadi pengguna LinkedIn yang disertakan, menurut tinjauan kami," kata pihak LinkedIn.
Tiap Penyalahgunaan Data akan Ditindak
LinkedIn dalam pernyataannya juga memastikan bahwa tiap penyalahgunaan data pengguna mereka, seperti peretasan, merupakan pelanggaran persyaratan layanan LinkedIn.
"Saat ada yang mencoba mengambil data pengguna dan menggunakannya untuk tujuan yang tidak disetujui LinkedIn dan pengguna, kami berupaya menghentikan dan meminta pertanggungjawaban mereka," katanya.
Sebelumnya, CyberNews melaporkan bahwa sebuah arsip data dijual di forum online, di mana data tersebut berasal dari pencurian 500 juta profil LinkedIn.
Ada 2 juta data yang diunggah untuk dijadikan sebagai sampel. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa 500 juta tersebut terbukti otentik.
Advertisement
1 Data Dijual USD 2
Keempat file yang bocor tersebut berisi informasi tentang pengguna LinkedIn yang datanya diduga diambil oleh hacker. Data-data yang dimaksud mulai dari alamat email, nomor telepon, informasi tempat kerja, dan data lainnya.
Pengguna di form hacker ini bisa melihat sambel yang bocor dengan biaya sebesar USD 2 (sekitar Rp 30 ribuan) per data. Pelaku juga melelang database berisi 500 juta data tersebut dalam 4 digit Bitcoin.
Tim investigasi CyberNews mengkonfirmasi data tersebut dengan melihat sampel yang diberikan.
Namun, tidak jelas apakah pelaku menjual profil LinkedIn terbaru atau data diambil dari peretasan sebelumnya yang dialami oleh LinkedIn dan perusahaan lainnya.
(Tin/Isk)