Liputan6.com, Jakarta - Inggris harus mengakui ketangkasan Italia dalam drama adu penalti pada laga final Euro 2020. Setelah pertandingan berlangsung 120 menit karena skor imbang 1-1, Italia keluar sebagai juara dengan skor akhir 3-2.
Warganet ramai-ramai membahas di media sosial terkait kemenangan Italia maupun kekalahan Inggris. Sayang, salah satu eksekutor penentu penalti dari tim Inggris, Bukayo Saka jadi korban serangan komentar rasis dari suporter tim Inggris di akun Instagram-nya.
Baca Juga
Namanya juga jadi trending topic di Twitter usai warganet membanjiri komentar dukungan terhadap Bukayo Saka.
Advertisement
Mengutip Mirror, Senin (12/7/2021), Football Association Inggris mengutuk keras komentar rasis yang ditujukan kepada pemain setelah final Euro 2020 usai digelar.
"FA sangat mengutuk segala bentuk diskriminasi dan terkejut dengan komentar rasisme online yang ditujukan pada beberapa pemain Inggris kami di media sosial," kata pernyataan itu.
"Kami tidak bisa menjelaskan bahwa siapa pun di balik perilaku menjijikkan seperti itu tidak diterima oleh tim. Kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk mendukung para pemain yang terkena dampak sambil mendesak hukuman seberat mungkin bagi siapa pun yang bertanggung jawab," tulisnya.
Dukungan Terhadap Bukayo Saka
Banyak warganet dan tokoh di Inggris juga menyemangati Bukayo Saka.
“Menyalahkan [Bukayo] Saka tidak masuk akal. Dua pemain lainnya juga gagal penalti. Taktiknya buruk setelah turun minum, gol penyeimbang Italia adalah kesalahan individu. Menyalahkan semuanya di Saka itu konyol dan salah,” cuit YouTuber Inggris, Mark Goldbrige.
Dukungan juga hadir dari adik kandung Rio Ferdinand, yakni Anton Ferdinand.
“What do I see?? I see bravery, I see courage, I see 3 kings,” cuitnya sambil mengunggah foto tiga orang pemain Inggris yang jadi korban komentar rasisme.
Diketahui, bukan hanya Bukayo Saka yang jadi korban komentar rasis, ada Marcus Rashford dan Jadon Sancho yang juga diserang oleh pendukung yang kecewa.
Namun, perhatian terfokus pada Bukayo Saka yang jadi penentu kekalahan Inggris di laga final tersebut.
(Rif/Isk)
Advertisement