Mamikos dan SiCepat Andalkan Analitik AWS untuk Dongkrak Bisnis

SiCepat dan Mamikos menggunakan layanan cloud computing milik AWS untuk mendongkrak bisnis dengan mengandalkan analisa data.

oleh Yuslianson diperbarui 13 Sep 2021, 13:30 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2021, 13:30 WIB
Mamikos
Logo Mamikos (Foto: Mamikos)

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, AWS (Amazon Web Service) berkomitmen untuk memberikan solusi layanan cloud computing untuk percepat digitalisasi bisnis UMKM dan startup di Indonesia.

Salah satu UMKM dan startup yang menggunakan layanan AWS adalah SiCepat dan Mamikos. Adapun keduanya menggunakan layanan cloud computing milik AWS untuk mendongkrak bisnis, dengan cara mengandalkan analisa data.

Sejak berdiri pada 2015, Mamikos telah membantu mempertemukan sekitar 6 juta pencari kos setiap bulannya dengan 150 ribu pemilik kos yang tersebar di 300 kota di Indonesia.

"Di awal pandemi, hampir seluruh kos-kosan mengalami penurunan tingkat okupansi secara seretak," ujar Maria Regina Anggit, Founder dan CEO Mamikos, dalam telewicara baru-baru ini.

Anggit menambahkan, "Namun, dengan melihat data penyewa menggunakan teknologi analitik AWS, terungkap sebenarnya masih tersisa pangsa pasar yang cukup besar yang bisa dilayani–walau tentunya memiliki perbedaan karakter, segmen, tren, dan waktu."

Salah satu contoh nyata meningkatnya literasi pemilik kos terhadap digitalisasi adalah mistra Mamikos di Yogyakarta.

Mereka mampu mengembalikan tingkat okupansi dari hanya 20 persen ke 100 persen dalam waktu 1 bulan.

"Ternyata, data yang kami dapati menunjukkan kelebihan penawaran untuk kos wanita, sementara kos pria mengalami kekurangan penawaran," katanya.

 

SiCepat Pakai AWS

Aktivitas sortir paket untuk dikirimkan kepada pelanggan di SiCepat Ekspres Cideng, Jakarta, Sabtu (24/7/2021). PPKM yang berlangsung membuat daya beli masyarakat khususnya belanja online meningkat, dilihat dari melonjaknya pengiriman barang melalui ekspedisi tersebut. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Lebih lanjut, imbas pandemi Covid-19 yang melanda berbagai negara juga dirasakan oleh startup penyedia jasa logistik SiCepat.

Reynaldi Oeoen, Chief Technology Officer SiCepat menjelaskan, "SiCepat dan bidang industri logistik secara umum merupakan salah satu industri yang diuntungkan selama pandemi."

Kendati demikian, bisnis logistik bukannya tidak mengalami tantangannya tersendiri.

Bekerja dengan cepat sambil mematuhi protokol kesehatan, paket terkirim walau ada kebijakan PPKM, serta menghadapi lonjakan permintaan merupakan beberapa tantangan yang dihadapi SiCepat.

 

SiCepat Atasi Tantangan dengan Amazon Redshift

Suasana ajang AWS re:Invent 2017 di Las Vegas, Amerika Serikat (AS). Liputan6.com/ Andina Librianty

Menurut Reynaldi, di industri logistik, dua hal yang menjadi permintaan utama pelanggan adalah kecepatan dan harga yang murah.

Infrastruktur teknologi yang digunakan SiCepat pun berfokus untuk menjaga kedua karakteristik tersebut agar pelanggan tetap puas. "Karena itu kami pakai Amazon Redshift."

Menggunakan Amazon Redshift dan juga layanan analitik AWS lainnya seperti AWS Glue dan Amazon Athena, SiCepat dapat memonitor data performa secara real-time.

Dengan bantuan teknologi AWS, SiCepat mampu mengolah hingga 50-60 juta data points setiap harinya demi meningkatkan layanan, kepuasan pelanggan terhadap UMKM yang dilayaninya, serta membuat keputusan bisnis seperti membuka cabang baru.

(Ysl/Tin)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya