Liputan6.com, Jakarta - Halodoc baru saja menggelar diskusi mengenai masa depan ekosistem kesehatan Indonesia. Salah satu yang dibahas dalam diskusi tersebut adalah peran dokter dan kemampuan teknologi dalam memberikan akses kesehatan yang lebih luas pada masyarakat.
Menurut Chief Business Officer & Co-Founder Halodoc, Doddy Lukito, peran dokter dan teknologi sangat penting dalam ekosistem Halodoc. Ia mengatakan, ada 20.000 mitra dokter yang mendukung layanan Halodoc tetap terjaga, meski pertumbuhan permintaan mencapai 10 kali lipat di platformnya.
"Dari sebelum pandemi hingga saat ini pandemi masih berlangsung, layanan chat dokter di Halodoc masih menjadi yang paling diminati oleh 20 juta pengguna aktif bulanan kami," tutur Doddy dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (25/10/2021).
Advertisement
Lebih lanjut, Doddy mengatakan Halodoc kini juga sudah mengalamai perluasan sebaran pengguna. Data menunjukkan 25 persen pengguna layanan Halodoc berasal dari daerah luar Pulau Jawa, seperti Sulawesi, Papua, Aceh, dan Bengkulu.
Baca Juga
Kehadiran layanan telemedicine semacam ini, menurut Chief Digital Transformation Office, Kementerian Kesehatan Setiaji, tidak hanya membantu para dokter meningkatkan kemampuannya, tapi juga memperluas jangkauan layanannya.
Kemenkes sendiri, menurut Setiaji, membentuk Digital Transformation Office dalam rangka mempersiapkan masa depan sistem kesehatan di Indonesia. Jadi, ke depannya, semua rekam medis dapat terintegrasi dalam satu sistem.
"Dalam beberapa tahun kedepan, masyarakat diharapkan bisa mengakses layanan kesehatan digital mulai dari dalam kandungan hingga menghadapi kondisi kritis, dimana semua rekam medis akan terintegrasi pada satu sistem, sehingga masing-masing orang nantinya akan memiliki personal health record," tuturnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tidak Sekadar Teknologi
Kehadiran telehealth juga sangat membantu layanan kesehatan masyarakat. Terlebih, di masa pandemi ini, IDI terus mengimbau para dokter mengurangi praktik tatap muka, meskipun memang pelayanan tetap berjalan dengan menggunakan APD lengkap.
"Layanan telemedis ini sangat luar biasa perkembangan dan manfaatnya, termasuk dalam mempercepat layanan vaksinasi hingga membuka akses layanan isoman. Tanpa bantuan teknologi, hal ini hampir mustahil dikerjakan," tutur Ketu Umum PB IDI Dr. Daeng M. Faqih.
Kendati teknologi berperan penting, Doddy menuturkan, Halodoc juga tidak lupa meningkatkan kapasitas para dokter. Karenanya, tidak hanya mengadopsi teknologi terkini, perusahaan juga mengadakan program edukasi bagi para dokter melalui kerja sama dengan IDI.
"Meskipun banyak pembaruan dan adopsi teknologi yang diimplementasikan oleh Halodoc, tentu saja kontribusi dari mitra dokter tidak akan tergantikan," tutur Doddy menutup pernyataannya.
Advertisement
Satu-satunya dari Indonesia, Halodoc Masuk 100 Perusahaan Teknologi Kesehatan Top Dunia
Startup bidang kesehatan Indonesia, Halodoc, dinobatkan sebagai satu dari 100 perusahaan layanan kesehatan digital top dunia oleh The Healthcare Technology Report.
Dalam daftar tersebut, Halodoc menempati posisi ke-60 dan menjadi satu-satunya perusahaan asal Indonesia. Selain itu, Halodoc juga merupakan satu dari dua perusahaan kesehatan asal Asia, kategori consumer healthcare.
Berbagai aspek dilihat untuk menentukan daftar berisi 100 perusahaan bidang kesehatan paling top di dunia ini. Mulai dari kualitas produk, pemanfaatan dan pengguna, manajemen, efektivitas organisasi, dan kinerja pertumbuhan perusahaan.
Dalam laporan The Healthcare Technology Report, startup Halodoc ada di garis depan dalam menangani Covid-9 di Indonesia. Teknologi Halodoc disebut mampu menghadirkan layanan tes dan vaksinasi Covid-19 yang aman, nyaman, dan efisien.
Halodoc menyebut capaian ini jadi milestone membanggakan bagi industri kesehatan Indonesia. Apalagi, Halodoc yang beroperasi di Indonesia disandingkan dengan perusahaan kesehatan global seperti 3M, Health Care, Illumina, hingga Johnson & Johnson yang sudah berdiri sejak 1886.
CEO dan Co-founder Halodoc Jonathan Sudharta mengatakan, pihaknya berbangga bisa masuk dalam daftar 100 perusahaan healthcare digital paling top di dunia.
(Dam/Isk)
Infografis Perluasan Telemedicine Gratis Pasien Isoman Covid-19 di Jawa-Bali
Advertisement