Liputan6.com, Jakarta - Ucapan Selamat Hari Ibu tengah menjadi Trending Topic di Twitter. Seperti diketahui, 22 Desember merupakan Peringatan Hari Ibu di Indonesia.
Berdasarkan pantauan Tekno Liputan6.com, Rabu (22/12/2021), ada beberapa keyword yang berkaitan dengan Hari Ibu, seperti Selamat Hari Ibu, Perempuan Berdaya, dan 22 Desember 2021.
Baca Juga
Banyak dari kicauan warganet berisi ungkapan terima kasih pada ibu mereka masing-masing. Selain itu, tidak sedikit yang mengungkapkan rasa sayangnya melalui unggahan-unggahan tersebut.
Advertisement
Untuk mengetahui sejumlah kicauan warganet dalam memperingati Hari Ibu tahun ini, berikut ada beberapa tweet yang sudah kami himpun.
emak,selamat hari ibu. Trmks selama ini udah mau bareng-bareng sama nisa trus. Udah mau sabar ngelewatin setiap masalah apapun dr seneng ke sedih, kesusah ke sedih lagi. Doain ya smg nisa bisa trs sehat,punya rezeki yg banyak bisa jd penopang emak tua nanti. Love u ibu halimah🧕🏻
— αηissαnur (@IchaanisaNur) December 22, 2021
Selamat hari ibu!! Apakah kalian juga pernah nyari-nyari barang kemanapun gak ketemu, tapi pas Ibu yg nyariin tiba-tiba ketemu ?😭Ibu: "Tuh kan....." atau "Dibilangin gak percaya"Bukan gak percaya tapi emang gak ketemu 😭Little memories but has a big impact
— 우타 🐬 Happy Mom's Day (@nishimurarichki) December 22, 2021
Ibu selamat hari ibu love you.
— Livi (@Liviansyaf) December 22, 2021
mom, sorry If i'm not good enough.Selamat hari ibu
— disunsingsuwi (@sadewa_jati) December 21, 2021
Selamat hari ibu. Mother's smile is the inspiration for my life.
— Hey Badut🤡 (@OmJoker__) December 22, 2021
mom, sorry if I wasn't good enough to be your son all this time.selamat hari ibu mama!!
— autumn🍂 (@iamyournovx) December 22, 2021
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Menengok Kembali Sejarah Peringatan Hari Ibu di Indonesia
Pada setiap 22 Desember setiap tahunnya diperingati sebagai Perayaan Hari Ibu di Indonesia. Rupanya, momentum tersebut tak lepas dari Kongres Perikatan Perempuan Indonesia III yang dilaksanakan pada 23 sampai 28 Juli 1938 silam.
Kongres itu membahas tentang Undang-Undang Perkawinan Modern, soal hak pilih, dan dipilih bagi kaum perempuan untuk posisi di Badan Perwakilan atau Volksraad.
Mengutip laman www.indonesia.go.id, Rabu (22/12/2021), dari kongres itu kemudian diputuskan 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu.
Kongres Perikatan Perempuan Indonesia (PPI) III di Bandung dipimpin oleh Emma Puradirejda. Organisasi ini semacam federasi dari berbagai organisasi dan perkumpulan pergerakan perempuan di Indonesia.
Kongres PPI III tak lepas dari Kongres PPI I sejak 22 sampai 25 Desember 1928. Karena tanggal Kongres PPI I itu yang kemudian disepakati sebagai Hari Ibu, yaitu 22 Desember.
Sebanyak 600 orang perwakilan organisasi kemasyarakatan perempuan dan wanita dari pelbagai latar belakang sosial budaya menghadiri kongres tersebut.
Dalam kongres dibahas tentang usaha perjuangan untuk perbaikan hidup perempuan dan kesetaraan antara kaum perempuan dengan kaum laki-laki.
Advertisement
Berubah Nama
Para peserta kongres sepakat perempuan tidak hanya harus duduk di dapur saja, kecuali jika menjadi nomor satu di dapur.
Mereka juga berpendapat sudah saatnya mengangkat derajat buat kaum perempuan, lelaki dan perempuan harus berjalan beriringan.
PPI dalam kongres II-nya pada 28-31 Desember 1929 di Jakarta, mengubah nama PPI menjadi PPII (Perikatan Perhimpunan Istri Indonesia).
PPII memiliki asas kebangsaan, persamaan, jiwa sosial, dan persamaan hak di antara laki-laki dan perempuan. Dari perjalanan panjang itulah kemudian dilaksanakannya Hari Ibu.
Dikutip dari berbagai sumber, Emma Pureadiredja adalah sosok di balik tercetusnya Hari Ibu. Ia merupakan sosok wanita kelahiran Cilimus, Kuningan 13 Agustus 1902 yang cukup diperhitungkan dalam merangkul para perempuan agar tetap berdikari dalam membela Indonesia.
Emma Puradiredja berlatar belakang keluarga menak. Emma remaja memeroleh akses pendidikan yang cukup memadai untuk menyuarakan pergerakan kaum muda di Jawa Barat.
Ia mendirikan Pasundan Istri (PASI) dengan dilanjutkan menjadi ketua Kongres Perempuan Indonesia ke-3 di Bandung.
Pada 2017 lalu Emma menjadi salah satu tokoh yang rekam jejaknya ditampilkan di Museum Sumpah Pemuda. Nama Emma Puradiredja juga disematkan menjadi nama sebuah rumah sakit bersalin.
Emma Puradiredja wafat pada 19 April 1976 di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Ia dikebumikan pada 20 April 1976 di Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung, Jawa Barat.
(Dam/Tin)