Liputan6.com, Jakarta - Istilah metaverse, yang disebut sudah eksis sejak tahun 2000-an, akhir-akhir ini menjadi tren lagi. Pemanfaatannya dalam kegiatan sehari-hari pun jadi tantangan saat ini.
"Metaverse merupakan perkembangan teknologi yang dalam waktu dekat akan masif digunakan oleh banyak orang untuk berbagai aktivitas," kata Sri Safitri, Presiden Forum Alumni Universitas Telkom (FAST) 2021-2025.
Baca Juga
Dalam keterangan resmi, Minggu (6/2/2022), Sri mengatakan beberapa aktivitas yang bisa diadakan di metaverse misalnya mengadakan meeting, konser musik, bahkan kegiatan pembelajaran.
Advertisement
Yudhistira Nugraha, Direktur Jakarta Smart City menyebut, dalam menyambut era metaverse, tidak hanya teknologi dan infrastruktur saja yang harus disiapkan.
"Namun juga dibutuhkan komunikasi, bisnis, kreativitas untuk mampu mewujudkan metaverse yang memberikan kenyamanan, kemudahan dan ketergantungan," kata Yudhistira yang juga alumni Universitas Telkom ini.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Semakin Besar Risiko
Yudhistira melanjutkan, semakin besar kita masuk ke dalam metaverse, maka akan muncul risiko yang juga semakin besar. "Dengan semakin besar risiko, di situlah apa yang harus diatur pemerintah melalui regulasi," katanya.
Mohamad Ramzy, Direktur Finance & Risk Management Telkomsel mengungkapkan, metaverse juga mencakup fully functional economy.
"Kalau kita hanya berkutat bahwa ini (metaverse) hanya digital environment, (maka) hanya akan menjadi hype dan tidak ada dampak ekonomi atau akan sulit (untuk) monetisasinya," kata Ramzy.
"Tapi kenyataannya tidak demikian, bahwa di environment metaverse ada dampak ekonomi yang bergulir, ada primary dan secondary market-nya," Ramzy menambahkan.
Advertisement
FAST Lantik Pengurus
FAST sendiri pada Rabu (2/2/2022) di FX Sudirman pekan ini, mengadakan Pentahelix Talkshow, Inagurasi, dan pelantikan pengurus periode 2021-2025 di Metaverse.
Acara dibuka dengan Keynote Speech dari Edi Witjara, yang merupakan Alumni Universitas Telkom dan kini Direktur Enterprise and Business Service Telkom Indonesia.
Edi pun berharap alumni dapat terus meningkatkan peran dan keahliannya di era transformasi digital di Indonesia.
Prof. Dr. Adiwijaya, S.Si., M.Si., Rektor Universitas Telkom dalam Keynote Speechnya, menyebutkan Universitas Telkom telah mengembangkan kurikulum pendukung pengembangan metaverse.
Hal ini dilakukan dengan harapan menyiapkan Digital Talent yang ketika tahun terakhir kuliahnya telah siap untuk menjadi player dalam perkembangan teknologi terutama metaverse.
"Kita menyiapkan kurikulum ini dalam rangka menyiapkan Digital Talent yang mampu beradaptasi dalam metaverse," kata Profesor Adi.
Menurutnya, perkembangan teknologi tidak bisa dibendung. Maka dari itu, pilihannya hanyalah wait and see saja atau mau menjadi pemain player bahkan menjadi leader di dalamnya.
(Dio/Ysl)
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia
Advertisement