Liputan6.com, Jakarta - Bulan lalu, seorang astronom memprediksi roket Falcon 9 lawas milik SpaceX yang sudah pensiun selama tujuh tahun akan menabrak Bulan pada 4 Maret 2022. Kini, astronom tersebut mengubah prediksinya.
Berdasarkan pelacakan yang dilakukan astronom tersebut diketahui, roket tabrak Bulan rupanya bukanlah Falcon 9 melainkan roket lawas milik Tiongkok. Demikian dikutip dari The Verge, Senin (14/2/2022).
Baca Juga
Bill Gray, nama astronom yang tergabung dalam Project Pluto itu, telah memantau objek asing diprediksi menabrak Bulan selama beberapa waktu. Menurutnya, objek itu pertama kali diambil oleh Catalina Sky Survey, sebuah program yang menggunakan teleskop di dekat Tucson, Arizona.
Advertisement
Tim Project Pluto ini memindai langit untuk asteroid yang berpotensi berbahaya dan dapat menimbulkan ancaman bagi Bumi. Ketika hasil survei mendapati objek khusus ini, astronom memperhatikan objek ini tidak mengorbit Matahari seperti yang biasa dilakukan asteroid.
Objek ini justru mengorbit Bumi, memperlihatkan objek tersebut merupakan buatan Manusia. Sesuatu yang ditempatkan oleh manusia ke luar angkasa.
Sebelumnya, sejumlah petunjuk membuat Gray mengira benda ini adalah salah satu roket SpaceX, yakni Falcon 9 yang diluncurkan Februari 2015. Roket tersebut menempatkan satelit bernama DSCVR ke orbit yang sangat jauh.
Mengingat detail dan karakteristik lain dari objek tersebut, Gray dan timnya meyakini, sampah misterius tersebut adalah bagian Falcon 9.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Salah Identifikasi
Namun belakangan Gray mengakui, identifikasi pertama kemungkinan salah. Setelah melakukan pemantauan lebih dekat terkait riwayat objek tersebut dan keterangan dari NASA, Gray meyakini, ojek yang akan menabrak Bulan adalah sisa pecahan roket milik Tiongkok, Long March 3C yang dipakai untuk meluncurkan misi Chang'e 5T1 ke Bulan.
Penerbangan tersebut adalah misi pendahulu yang mengirim kapsul untuk mengelilingi Bulan dan meluncur kembali ke Bumi.
Misi tersebut bertujuan untuk menguji teknologi yang akan dipakai Tiongkok untuk membawa sampel debu-debuan Bulan kembali ke Bumi.
Gray pun menyadari kesalahan identitas ini ketika mendapatkan email dari seorang peneliti di JPL NASA yang melacak misi-misi luar angkasa. JPL NASA memiliki sistem pelacakan sendiri dan peneliti tersebut berpendapat, kecil kemungkinan Falcon 9 akan melewati Bulan dua hari setelah peluncuran DSCOVR.
Advertisement
Ternyata Roket Tiongkok yang akan Tabrak Bulan
Gray kemudian menggali data riwayat tentang kemana DSCOVR ditempatkan. Berdasarkan lintasan misi tersebut, Falcon 9 tersebut berada di bagian lain dari ruang angksa, saat objek baru ini meluncur ke Bulan.
Dari situ, Gray mengecek kembali apakah ada peluncuran lain yang sesuai dengan objek ini. Saat itulah ia menemukan misi Chang'e 5T1 yang diluncurkan pada Oktober 2014.
Setelah merekonstruksi kemungkinan orbit dan lintasan misi tersebut, Gray menyadari, roket Long March 3C yang meluncurkan misi tersebutlah yang paling cocok jadi kandidat sebagai objek misterius yang diperkirakan akan menabrak Bulan.
"Saya pikir kami kini memiliki rantai bukti yang sangat kuat. Dengan melihat kembali, ternyata kini jadi masuk akal karena roket tersebut berakhir dengan orbit yang melewati Bulan, tepat setelah peluncuran," katanya.
(Tin/Ysl)