Liputan6.com, Jakarta - Telegram kedapatan sedang melakukan uji coba sebuah fitur baru, yang diklaim akan memudahkan untuk penggunanya.
Kabari ini diketahui lewat postingan Alessandro Paluzzi saat "membedah" aplikasi Telegram. Dia mengatakan, pesaing WhatsApp itu bakal meluncurkan layanan berlangganan di masa mendatang.
Baca Juga
Sebetulnya kabar fitur baru Telegram ini sudah ramai jadi perbincangan di internet, dimana perusahaan berencana untuk mengembangkan layanan berlangganan di aplikasi chatting buatannya.
Advertisement
Walau begitu, Alessandro menunggah bukti yang sangat kuat tentang kehadiran fitur baru ini di dalam aplikasi Telegram. Sebagaimana dia tunjukkan, layanan berlangganan itu diberi nama "Telegram Premium".
Dilansir Gizchina, Selasa (3/5/2022), fitur Telegram Premium ini diyakini akan tampil dengan sejumlah fitur khusus, termasuk deretan stiker premium, reaksi tambahan, dan masih banyak lagi.
Sayangnya, Alessandro tidak mengungkap lebih lanjut tentang berapa harga layanan berlangganan tersebut. Dia juga tidak mengatakan, kapan fitur itu menyambangi pengguna Telegram secara global.
Informasi, Telegram bukan satu-satunya aplkasi chatting yang menawarkan layanan berlangganan. Pesaingnya, WhatsApp juga dikabarkan akan menambahkan fitur serupa ke pengguna akun bisnis.
Pesaing WhatsApp ini sudah menambahkan fitur menarik ke dalam layanan mereka, termasuk kemampuan untuk memberikan reaksi di pesan lawan chatting, pesan enkripsi di grup dan kanal, dan menu navigaasi baru.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini
Pengguna Telegram Kini Bisa Pilih Berbagai Suara untuk Notifikasi
Update terbaru aplikasi Telegram kini mengizinkan pengguna untuk menggunakan suara apa pun untuk nada notifikasinya.
Lewat update ini, pengguna Telegram bisa menggunakan audio berdurasi pendek yang diunggah dari smartphone untuk dijadikan sebagai nada notifikasi dari sebuah chat.
Mengutip The Verge, Selasa (19/4/2022), Telegram menyebut, pihaknya kini mendukung file audio dan pesan suara di bawah 300 KB atau kurang dari 5 detik untuk dijadikan sebagai nada notifikasi.
Pengguna juga dapat menetapkan suara ke obrolan tertentu atau seluruh obrolan dari menu Pengaturan > Notifikasi dan Suara.
Jika pengguna tidak memiliki suara yang mereka ingin dipakai untuk Notifikasi Telegram, mereka bisa memilih dari berbagai opsi, mulai dari bel hingga suara Merlin the cat yang tersedia dari saluran Notifications Sounds Telegram.
Terlepas dari nada notifikasi ini, Telegram juga meluncurkan fitur durasi mute yang bisa diatur sesuai keinginan pengguna.
Sebelumnya, pengguna hanya bisa menonaktifkan notifikasi dengan opsi 1 jam, 8 jam, atau 2 hari. Lewat update baru ini, pengguna punya lebih banyak opsi.
Kini, dengan fitur baru Telegram, pengguna bisa menjeda notifikasi selama perjalanan 30 menit misalnya atau bahkan ingin me-mute notifikasi hingga dua bulan lamanya.
Â
Advertisement
Fitur Hapus Otomatis
Opsi pembaruan juga mencakup lebih banyak peningkatan untuk auto-delete timer yang secara otomatis membuat pesan dalam obrolan menghilang pada waktu tertentu.
Telegram juga membuat beberapa perubahan khusus sistem operasi, termasuk peningkatan translate atau terjemahan di versi iOS yang mendukung banyak bahasa, seperti Telegram versi Android.
Selain itu, pengguna kini dapat mengaktifkan fitur Hapus Otomatis di obrolan apa pun untuk membuat percakapan lebih rahasia.
Kini kamu hanya perlu beberapa tap saja untuk mengaktifkan dan mengatur jeda waktu yang lebih fleksibel agar pesan tersebut dihapus secara otomatis, mulai dari 2 hari, 3 minggu, 4 bulan, dan banyak lagi.
Bukan hanya itu, update baru Telegram juga membawa peningkatan pada Picture-in-Picture, sehingga pengguna bisa terus mengobrol sembari menonton live streaming.
Pembaruan ini menambahkan peningkatan pada jendela pemutar di Android, di mana kamu dapat mengubah ukuran dengan mencubit layar, dan tap "x" untuk menutup.
Â
Pengguna Telegram di Ukraina Melonjak
Terlepas dari itu, adopsi aplikasi pesan terenkripsi Telegram dan Signal di Ukraina meraih tonggak pencapaian baru sejak invasi Rusia pada 24 Februari 2002.
Dalam kurun waktu sekitar tiga pekan, sejak 24 Februari 2022 hingga 20 Maret 2022, adopsi Signal dan Telegram secara kolektif mengumpulkan 1,7 juta pemasangan baru di App Store dan Google Play region Ukraina.
Angka itu, jika dibandingkan dengan periode tiga pekan sebelum invasi pada 30 Januari 2022 hingga 23 Februari, menunjukkan peningkatan nyaris dua kali lipat atau tepatnya 197 persen.
Meskipun Telegram meraih lebih banyak pemasangan di Ukraina dan Rusia, Signal memimpin dalam hal pertumbuhan.
Di Ukraina, unduhan Signal melonjak 1.075 persen menjadi 787.000 antara 24 Februari dan 20 Maret dari 67.000 pada periode sebelumnya.
Sementara di Rusia, Signal mengalami pertumbuhan 286 persen menjadi 425.000, naik dari 110.000.
(Ysl/Isk)
Advertisement