Microsoft Cloud for Sustainability Resmi Meluncur di Indonesia

Kehadiran Microsoft Cloud for Sustainability dirasa semakin penting bagi negara-negara di Asia Pasifik seperti Indonesia

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 07 Jun 2022, 07:30 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2022, 07:30 WIB
Logo Microsoft (Dok. Microsoft)
Logo Microsoft (Dok. Microsoft)

Liputan6.com, Jakarta - Microsoft secara resmi meluncurkan teknologi komputasi awan (cloud computing) Microsoft Cloud for Sustainability bagi pengguna umum, termasuk untuk pasar Indonesia pada 1 Juni 2022 yang lalu.

Teknologi ini memungkinkan organisasi mempercepat serta memperluas transformasi organisasi di setiap tahap sustainability, melalui ESG (Environment/lingkungan, Social/sosial, dan Governance/tata kelola) Microsoft dan ekosistem mitra global Microsoft.

Dalam keterangan tertulisnya, ditulis Selasa (7/6/2022), kehadiran Microsoft Cloud for Sustainability dirasa semakin penting bagi negara-negara di Asia Pasifik seperti Indonesia.

Menurut Microsoft, Asia Pasifik menyumbang sekitar 52 persen emisi karbon dioksida global pada tahun 2020.

Data juga memperkirakan, negara-negara Asia Tenggara atau ASEAN, dapat kehilangan 37,4 persen Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2048 mendatang jika tidak ada aksi nyata yang diambil mengenai perubahan iklim.

"Di Microsoft, kami bertanggung jawab atas dampak footprint dan berinisiatif menggerakkan semakin banyak pihak agar membuat perubahan positif di bidang sustainability," kata Fiki Setiyono, Azure Business Group Lead, Microsoft Indonesia dalam pernyataannya.

Menurut Fiki, Microsoft terlibat aktif dalam mengadvokasi kelestarian lingkungan di ruang publik, dan bermitra dengan para pemangku kepentingan demi mencapai hal ini.

"Mengingat bagaimana solusi digital berbasis cloud kini memainkan peranan yang semakin penting dalam kehidupan kita, ketersediaan umum Microsoft Cloud for Sustainability kami harap dapat mempercepat berbagai upaya sustainability yang ada," kata Fiki.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bukan Lagi Upaya CSR

Ilustrasi Microsoft
Ilustrasi Microsoft (Liputan6.com/Sangaji)

Indonesia sendiri telah berkomitmen untuk mencapai netral karbon pada tahun 2060, di mana komitmen ini harus ditindaklanjuti dan menjadi tanggung jawab bersama.

"Kelestarian lingkungan sudah bukan lagi menjadi upaya CSR organisasi, melainkan faktor pendorong kesuksesan bisnis dan ekonomi yang begitu kritikal," kata Fiki.

Menurut Fiki, elemen sustainability, perlu menjadi bagian utama dari seluruh kegiatan operasional bisnis.

Dengan tersedianya Microsoft Cloud for Sustainability, ada beberapa bantuan bagi organisasi yang dapat dilakukan oleh Microsoft dan mitra mereka.

Pertama adalah menyatukan data intelligence secara lebih efektif, melalui pengumpulan dan penghubungan data IoT di perangkat, dengan layanan di edge atau pun cloud yang komprehensif.

Microsoft Sustainability Manager akan membantu organisasi untuk mencatat, melapor, dan mengurangi dampak lingkungan mereka secara mudah melalui koneksi data yang lebih terotomatisasi, sehingga memberikan insights yang dapat ditindaklanjuti.


Memindahkan Beban Kerja

Papan Nama Microsoft di Sebuah Gedung
Papan Nama Microsoft di Sebuah Gedung. Kredit: Mohammad Rezaie via Unsplash

Selain itu, teknologi ini juga membangun sustainable IT infrastructure yang andal dan tangguh dengan memindahkan beban kerja ke cloud, sehingga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan karbon maupun energi.

Aplikasi Emissions Impact Dashboard di Microsoft Cloud for Sustainability akan menyediakan pengguna dengan informasi transparan mengenai emisi yang mereka hasilkan dari penggunaan layanan komputasi awan Microsoft-nya.

Kemudian, mengurangi dampak lingkungan kegiatan operasional. Di sini, organisasi dapat memaksimalkan efisiensi aset dan produksnya, serta bertransisi ke energi bersih, berbekal solusi digital yang dihadirkan.

Terakhir, menciptakan rantai nilai yang lebih berkelanjutan. Melalui teknologi digital, organisasi juga memiliki transparansi dan akuntabilitas yang lebih baik terhadap rantai nilai mereka – mulai dari bahan baku, pengembangan produk, hingga distribusi.

Adanya pendekatan data-first dapat membantu organisasi mendapatkan visibilitas yang dibutuhkan untuk mendorong efisiensi, mengurangi emisi, dan merancang pengelolaan limbah.


Target Karbon Pertama Microsoft

CEO Microsoft
CEO Microsoft, Satya Nadella, saat hadir di Digital Economy Summit, Jakarta, Kamis (27/2/2020). (Liputan6.com/ Agustinus Mario Damar)

Sebelumnya, Microsoft telah menetapkan target karbon pertama perusahaan di lebih dari satu dekade lalu, yakni menjadikannya perusahaan negatif karbon, positif air, dan nirlimbah pada tahun 2030.

Per 2021, Microsoft telah mengalokasikan USD 471 juta (sekitar Rp 6,78 triliun), untuk mengakselerasi pencapaian tujuan karbon, air, dan limbah.

Dana ini juga dialokasikan untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai hingga 18 persen dari seluruh kemasan produk Microsoft, serta menandatangani perjanjian pembelian energi terbarukan hingga 5,8 gigawatt (GW) di 10 negara.

(Dio/Ysl)

Infografis Menerapkan Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Infografis Menerapkan Gaya Hidup Ramah Lingkungan. (Liputan6.com/Triiyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya