Riot Games Mau Awasi Voice Chat di Valorant untuk Tumpas Pemain Toxic

Riot Games belum akan menindak pemain toxic di Valorant dengan sistem ini, namun mereka akan mulai pemantauan voice chat pada 13 Juli 2022 mendatang

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 07 Jul 2022, 07:30 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2022, 07:30 WIB
Valorant
Valorant. (Doc: Riot Games)

Liputan6.com, Jakarta - Game yang dapat dimainkan secara daring (online) atau multiplayer, kerap kali harus terganggu oleh kelakuan toxic para pemainnya. Salah satunya adalah Valorant.

Namun, baru-baru ini, Riot Games, developer di balik gim First-Person Shooter (FPS) itu, mengungkapkan strategi mereka dalam memerangi pemain-pemain yang kerap toxic melalui voice chat.

Riot Games dalam pernyataannya menyatakan bahwa mereka akan mulai memantau komunikasi suara pemainnya pada 13 Juli 2022 mendatang, meski belum secara luas di seluruh wilayah.

Mengutip The Verge, Kamis (7/7/2022), perubahan ini diumumkan pada April 2021 setelah mereka melakukan pembaruan pada kebijakan privasinya.

Salah satu persyaratan baru tersebut adalah memberikan izin kepada Riot untuk "merekam dan kemungkinan mengevaluasi data suara saat menggunakan saluran komunikasi suara milik Riot."

Tujuannya adalah untuk memerangi ujaran kebencian dan pelecehan melalui obrolan suara atau voice chat. Riot menyatakan bakal menganalisa rekaman saat seorang pemain melaporkan pemain lainnya, yang menggunakan komentar kasar atau ofensif.

Nantinya, ini akan membantu perusahaan menentukan apakah pemain yang dilaporkan melanggar kebijakan mereka untuk kemudian mengambil tindakan yang tepat.

Riot belum akan mulai melakukan evaluasi atau menilai laporan pemain berdasarkan rekaman. Namun, mereka menggunakan informasi yang dikumpulkannya untuk membantu pembangunan versi beta dari sistem ini, yang diharapkan akan rilis di akhir tahun 2022.

Selain itu, untuk saat ini, Riot Games baru akan mengevaluasi percakapan para pemain Valorant berbahasa Inggris di Amerika Utara.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ditinjau Hanya Saat Ada Laporan

Valorant
Riot Games resmi luncurkan Valorant. (Doc: Riot Games)

"Kami tahu bahwa sebelum kami berpikir untuk memperluas alat ini, kami harus yakin itu efektif," kata perusahaan.

"Dan jika kesalahan terjadi, kami memiliki sistem untuk memastikan kami dapat memperbaiki kesalahan positif (atau negatif dalam hal ini)," tulis Riot menambahkan.

Satu-satunya cara untuk bebas dari sistem ini adalah dengan mematikan voice chat sepenuhnya, atau menggunakan alat komunikasi lainnya seperti Discord.

Riot juga menegaskan, saat sistem ini dirilis, mereka tidak akan secara aktif memantau percakapan langsung pemain dan kemungkinan hanya mendengarkan dan meninjau log suara, saat ada laporan gangguan dari pemain lain.

Perusahaan juga menambahkan mereka akan menghapus informasi ini setelah situasi diselesaikan, sama halnya untuk laporan yang dibuat terkait sistem obrolan berbasis teks.

Ini bukanlah satu-satunya cara dari Riot dalam menindak pemain yang toxic di Valorant.

Awal tahun ini, Riot mengizinkan pemain Valorant untuk menambahkan kata atau frasa tertentu ke dalam "daftar kata yang dibungkam" dengan tujuan membantu memblokir konten kasar dalam obrolan.


Malware Pencuri Password dan Kripto Menyamar Jadi Cheat Valorant

Valorant
Valorant Episode 3 Act 1 dan Agen Kay/O. (Doc: Riot Games)

Analis keamanan Korea Selatan menemukan kampanye distribusi malware yang menggunakan umpan cheat Valorant di YouTube untuk mengelabui pemain agar mengunduh RedLine, sebuat malware pencuri informasi.

Tepatnya, Redline adalah salah satu malware yang lebih populer dalam hal mencuri kata sandi (password) dan informasi kartu kredit yang ditemukan di browser.

Redline juga dapat mengakses dompet cryptocurrency (kripto) dan juga komputer, lalu mencuri informasi seperti nama pengguna, alamat IP, dan sebagainya. Demikian sebagaimana dilansir Ubergizmo, Selasa (15/3/2022).

Jenis penyalahgunaan ini terbilang cukup umum, karena pelaku merasa mudah untuk mengabaikan karena cukup membuat akun baru saat mereka dilaporkan dan diblokir.

Meskipun YouTube memiliki pedoman ulasan tertentu, tampaknya pedoman tersebut cukup mudah untuk dilewati sehingga saat kamu melihat tautan dalam deskripsi YouTube, berhati-hatilah, terutama jika kamu harus mengunduh file mencurigakan.


Rayuan Gratis

Astra Valorant
Riot Games perkenalkan Astra sebagai agen baru di gim Valorant. (Doc: Riot Games)

Kampanye yang ditemukan oleh ASEC menargetkan komunitas game Valorant, merayu orang dengan iming-iming gratis di Windows dan menawarkan tautan untuk mengunduh bot otomatis pada deskripsi video.

Mengutip Bleeping Computer, cheat ini diduga merupakan add-on yang dipasang di game untuk membantu para pemain membidik musuh dengan cepat dan presisi, melakukan headshots tanpa harus memiliki keterampilan khusus.

Bot otomatis sendiri sangat dicari untuk game multipemain populer seperti Valorant karena memungkinkan mereka naik peringkat dengan mudah.

(Dio/Tin)

Infografis Dampak Bermain Game Berlebihan (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis dampak bermain video game berlebihan (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya