Liputan6.com, Jakarta - Peneliti di ETH Zurich menciptakan otot buatan yang dapat dikenakan bernama Myoshirt atau disebut "exomuscle".
Teknologi ini terutama dirancang untuk pasien dengan gangguan otot, dan juga berpotensi membantu orang sehat dengan memberikan daya tahan gerak ekstra.
Baca Juga
Myoshirt merupakan exoskeleton yang lembut dan dapat dipakai untuk tubuh bagian atas. Serat otot buatan(kabel) pada Myoshirt berjalan sejajar dengan otot pemakainya.
Advertisement
Sementara sensor dan algoritme cerdas yang terbenam akan mengontrak serat sintetis saat pengguna bergerak untuk mendapatkan kekuatan tambahan. ETH Zurich menggambarkan kabel itu sebagai "tendon buatan."
"Sistem ini dirancang untuk membuat pemakainya memegang kendali dan memungkinkan untuk menyesuaikan kekuatan sesuai keinginan pengguna," kata ETH Zurich, dikutip dari Ubergizmo, Sabtu (16/7/2022).
Perusahaan menjelaskan pengaturan khusus akan membantu gerakan lengan dan bahu, dan kamu dapat melihat jenis gerakan yang didukung dalam video di bawah ini.
Researchers at ETH Zurich have developed a #wearable textile #exomuscle that serves as an extra layer of muscles. They aim to use it to increase the upper body #strength and #endurance of people with restricted #mobility. #myoshirt https://t.co/0kl8X4NkkD pic.twitter.com/roaiktydGY
— ETH Zurich (@ETH_en) June 23, 2022
Menariknya, sistem otot buatan yang dikembangkan sangat intuitif dan tidak memerlukan peralatan besar, seperti yang sering terlihat pada perangkat terapi medis profesional.
Menurut ETH Zurich, semua penguji menemukan peralatan yang mudah digunakan dan semua pengguna (pasien dengan gangguan otot atau sehat) telah merasakan beberapa manfaat.
Sayangnya ini masih prototipe dan perlu memakan waktu (dan banyak dokumen) sebelum alat ini bisa menjadi perangkat medis untuk pasien. Pun demikian, ini adalah penemuan menjanjikan yang dapat mendorong lebih banyak inovasi di masa depan.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tips Bintang MU Paul Pogba Menjaga Masa Otot saat Puasa Ramadhan
Bintang Manchester United atau MU Paul Pogba salah satu dari beberapa pemain muslim yang tampil di Liga Inggris. Musim ini, Pogba bahkan harus main sejak awal puasa Ramadhan pada 3 Maret lalu.
Bintang Man Utd asal Prancis itu mengaku sudah terbiasa main di bulan Ramadhan.Apalagi, dia mendapat pendampingan dari ahli nutrisi profesional demi menjaga kebugaran. "
"Rasanya sekarang saya sudah terbiasa dengan ini," kata Pogba.
"Saya sudah melakukannya bertahun-tahun. Saya juga punya ahli nutrisi profesional, yang membantu menentukan apa yang harus saya makan, serta protein tambahan ketika berlatih agar saya tidak terlalu banyak kehilangan massa otot. Semuanya berjalan lancar."
Paul Pogba salah satu dari bintang musim yang aktif di Liga Inggris saat Ramadan berlangsung. Di Liverpool ada duo Sadio Mane dan Mohamed Salah, sedangkan di Manchester City ada Riyad Mahrez.
Advertisement
Dibantu Suhu
Di sisi lain, Pogba mengaku cukup beruntung berkarier di Inggris. Sebab, suhu udaranya tidak terlalu panas, bahkan cenderung dingin sekali saat memasuki Ramadhan 2022.
"Saya beruntung. Di sini tidak terlalu panas, saya bisa mengatasinya," tuturnya.
"Tidak terlalu berat. Segalanya baik-baik saja dan ini juga untuk tujuan yang bagus, jadi semuanya berlangsung dengan baik," pungkas Pogba.
Di sisi lain, penampilan Man Utd terus memburuk di Liga Inggris. Posisi empat besar bahkan enam besar pun sepertinya sulit diraih usai kekalahan 0-1 dari Everton di Liga Inggris.
Kekalahan tersebut semakin menipiskan kans MU untuk finis di empat besar. MU saat ini berada di peringkat ketujuh klasemen dengan 51 poin.
Terkait peluang finis di empat besar, Manajer interim MU, Ralf Rangnick pun pesimistis.
"Kami bergantung kepada hasil lain, tetapi selama kami tidak menang, kami tidak akan mendapat hasil bagus dari tim lainnya," ujar Rangnick seperti dilansir situs resmi MU.
Infografis 5 Tips Tetap Sehat di Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Advertisement