Blackout Challenge di TikTok Kembali Makan Korban, Kini Anak 14 Tahun

Seorang anak berusia 14 tahun di Inggris ditemukan tak sadarkan diri setelah mencoba tantangan Blackout Challenge yang sedang viral di TikTok.

oleh Afifah Nur Andini diperbarui 04 Sep 2022, 18:00 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2022, 18:00 WIB
Ilustrasi TikTok
Ilustrasi TikTok. (dok. Unsplash.com/@franckinjapan)

Liputan6.com, Jakarta - Blackout Challenge di TikTok kembali memakan korban. Kasus baru muncul dari seorang anak berusia 14 tahun di Inggris bernama Leon Brown yang ditemukan ibunya dalam kondisi tidak sadarkan diri di kamarnya pada 25 Agustus 2022.

Diceritakan, sang ibu yang bernama Lauryn Keating mengetahui Leon mencoba mengikuti tantangan Blackout Challenge dari salah satu temannya. Teman itu menceritakan, mereka sedang melakukan tantangan tersebut lewat Facetime setelah menontonnya di TikTok.

Lauryn sendiri sudah mengetahui tentang tantangan ini dari kasus Archie Battersbee, dan mengenalnya sebagai tantangan TikTok yang memakan cukup banyak korban anak-anak. Sebab, tantangan ini mendorong mereka mencekik diri sendiri menggunakan alat, seperti tali atau ikat pinggang sampai tidak sadarkan diri.

Untuk diketahui, Blackout Challenge menjadi viral di aplikasi TikTok karena menunjukkan seberapa lama seseorang mampu menahan napas. Tantangan ini merupakan permainan berbahaya dan bisa menyebabkan kurangnya oksigen yang mengalir ke otak, serta berpotensi mengakibatkan kejang-kejang, cedera serius, hingga kematian.

Dikutip dari NY Post, Minggu (4/9/2022), setelah menyelesaikan upacara perpisahan mengenang anaknya, Lauryn turut mengingatkan orangtua lain agar menjaga anak mereka, sehingga kejadian yang sama tidak terjadi dan terulang kembali.

Setelah peristiwa tersebut, TikTok pun menyampaikan belasungkawa pada keluarga Lauryn. "Simpati terdalam kami sampaikan untuk keluarga Leon Brown selama masa yang sulit ini. Keamanan komunitas kami adalah prioritas kami dan kami menanggapi setiap klaim tentang tantangan berbahaya dengan sangat serius," tulis perusahaan. 

Platform video pendek itu juga memastikan akan segera menghapus konten Blackout Challenge apabila menemukannya di dalam platform. Selain itu, mereka turut mendorong pengguna TikTok melapor saat menemukan video dengan konten serupa lewat tombol Report yang sudah disediakan.


Korban Kebanyakan Remaja

Logo Tiktok
Logo Tiktok

Blackout Challenge sendiri merupakan salah satu jenis dari berbagai macam tantangan yang ada di platform TikTok.

Seperti disebutkan di atas, tantangan ini yang menantang penggunanya menahan napas sampai kehilangan kesadaran karena kekurangan oksigen. Orang-orang yang mengikuti tantangan ini umumnya ingin menunjukkan seberapa lama mereka mampu bertahan tanpa bernapas.

Tantangan ini sudah ada sejak 2008 dan kembali viral di 2021 karena kembali menyebabkan korban jiwa.

Dalam dua tahun terakhir, kemunculan Blackout Challenge di TikTok dilaporkan telah memakan lebih dari tujuh korban jiwa yang masih berusia di bawah 15 tahun.

Sejumlah pihak keluarga korban pun diketahui mengajukan tuntutan kepada TikTok yang mengaku telah berusaha mengidentifikasi dan menghapus mengenai konten berkaitan.


Ada Celah Keamanan, Hacker Bisa Ambil Alih Akun TikTok Pengguna

Ilustrasi
Ilustrasi aplikasi TikTok. (dok. pexels/cottonbro)

Di sisi lain, Microsoft melaporkan aplikasi TikTok versi Android memiliki celah keamanan berbahaya dimana hacker dapat mengambil alih akun korbannya.

Dalam laporan yang diungkap Microsoft, celah keamanan berbahaya di TikTok ini memungkinkan hacker mengelabui korbannya agar mengeklik link tertentu.

"Pelaku memanfaatkan kerentanan ini untuk membajak akun TikTok tanpa sepengetahuan pengguna saat mereka mengeklik link tertentu," kutip ucapan Dimitrios Valsamaras dari Microsoft 365 Defender Research Team, Jumat (2/9/2022).

Dia juga menjelaskan, "Setelah diklik, hacker dapat langsung mengakses dan memodifikasi profil TikTok korban dan mencuri informasi sensitif."

Adapun penjahat siber tersebut dapat mempublikasikan video pribadi pengguna, mengirim pesan via chat, dan menunggah video atas nama korban.

Diketahui, Microsoft menemukan celah keamanan di aplikasi tersebut pada Februari 2022, dan kini dikabarkan sudah ditambal oleh TikTok.

Bernama CVE-2022-28799, kerentanan itu sudah ditambal oleh TikTok sejak update versi 23.7.3 diluncurkan dan sebulan setelah diungkap oleh Microsoft.

Microsoft menyebutkan, hingga saat ini belum ditemukan bukti CVE-2022-28799 telah dieksploitasi oleh pelaku kejahatan siber.

Bagi kamu pengguna aktif TikTok, ada baiknya untuk selalu berhati-hati untuk tidak mengekilik link dari sumber yang tidak terpercaya atau orang yang dikenal sekalipun.

Selain itu, pastikan juga agar selalu cek apakah aplikasi TikTok yang dipakai sudah menggunakan versi terbaru dan instal dari sumber resmi.


Infografis Donald Trump Vs TikTok. (Liputan6.com/Trieyasni)

Infografis Donald Trump Vs TikTok. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Donald Trump Vs TikTok. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya