Liputan6.com, Jakarta - Bank dan penyedia layanan keuangan konvensional lainnya menghadapi sejumlah tantangan untuk memperluas cakupan pinjaman modalnya.
Catatan keuangan yang minim atau skor kredit yang kurang baik dari usaha mikro kecil menengah (UMKM), serta individu-individu yang tidak memiliki rekening bank menyebabkan bank sulit melakukan verifikasi.
Baca Juga
Inilah yang membuat institusi-institusi keuangan ragu untuk mencairkan dana pinjaman mereka kepada para pelaku usaha tradisional tersebut.
Advertisement
Penggunaan artificial intelligence (AI) dan teknologi analisis data di seluruh bank, lembaga layanan keuangan, dan entitas e-commerce dinilai akan menjadi stimulan besar yang menggabungkan kemajuan teknologi digital ke dalam institusi-institusi tersebut.
Menurut perusahaan solusi big data dan AI, ADVANCE.AI (AAI), dikutip Sabtu (1/10/2022), integrasi ini tidak hanya efektif dalam hal akuisisi pelanggan dan berjalannya operasional secara internal, tetapi secara khusus membantu institusi-institusi tersebut dalam memitigasi risiko.
Strategi selanjutnya adalah memanfaatkan AI dan sains data untuk memandu bank-bank dan lembaga-lembaga jasa keuangan dalam memberi penjaminan pinjaman.
Juga mendorong institusi-institusi tersebut untuk lebih berani menembus kelompok nasabah-nasabah baru, termasuk UMKM dan pebisnis tradisional, yang sebelumnya dihindari karena dinamika risiko-keuntungannya tidak pasti. Selain menggunakan AI dan big data, bank dan lembaga jasa keuangan dapat memprediksi peminjam yang dapat dipercaya maupun yang beresiko.
Dengan menggunakan teknologi tersebut sebagai alat prediksi yang akurat--bank, lembaga jasa keuangan, dan perusahaan e-commerce--dapat lebih leluasa menyalurkan pinjaman modal kerja dan kredit.
Memanfaatkan Deteksi Biometrik
Solusi penilaian kredit alternatif diperlukan untuk meyakinkan individu-individu yang tidak memiliki rekening bank untuk beralih ke lembaga-lembaga perbankan dan layanan-layanan keuangan yang lebih transparan dan diregulasi oleh pemerintah.
Sejumlah bank, lembaga keuangan, dan perusahaan e-commerce di Indonesia meningkatkan sistem keamanan mereka dengan dukungan perusahaan teknologi berbasis AI.
ADVANCE.AI Business Development Director untuk Indonesia, Ronald Molenaar, mengatakan meningkatnya gelombang kewirausahaan dan UMKM di Indonesia membutuhkan solusi bisnis yang lebih simpel namun andal.
Indonesia sedang menatap potensi besar di mana bank, lembaga keuangan, dan perusahaan e-commerce dapat memperoleh manfaat, dengan menyalurkan pinjaman modal kerja kepada pengusaha-pengusaha yang lebih tradisional.
"Solusi penilaian kredit alternatif diperlukan, dan penggunaan AI dan sains data untuk membedakan pemohon pinjaman yang aman dan berisiko berpotensi menjadi solusi untuk prosedur manajemen risiko yang lebih mulus dan akurat,” ujar Ronald.
AAI membantu mitra-mitranya menjalani prosedur KYC (Know Your Customer) dengan menggunakan deteksi biometrik sederhana, seperti saat proses akuisisi pelanggan individu.
Perusahaan ini juga menyediakan mekanisme pengamanan yang komprehensif bagi bank untuk mencegah individu yang tidak berwenang dalam mengakses dan mencairkan dana nasabah.
Advertisement
Menggunakan Teknologi OCR
Salah satu teknologi KYC AAI adalah sistem optical character recognition (OCR) yang terhubung dengan fitur liveness detection agar memastikan profil individu yang akan melakukan transaksi sama dengan identitas yang telah didaftarkan.
Perbandingan wajah ini didahului dengan prosedur penilaian pencocokan wajah yang terdapat di aplikasi.
Profil nasabah yang pertama kali terdaftar dicocokkan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang telah didokumentasikan pada tahap awal pendaftaran nasabah di akun tersebut.
Baru-baru ini, AAI menjalin kemitraan strategis dengan Semangat Digital Bangsa (SDB), penyedia innovative credit scoring (ICS) berbasis e-commerce yang terafiliasi dengan Tokopedia, untuk memanfaatkan AI dalam melakukan verifikasi identitas digital, manajemen risiko, dan proses otomatisasinya.
Tujuan di balik kerjasama ini adalah untuk mempercepat pengenalan dan implementasi layanan ICS yang dapat membantu analisis kelayakan kredit dan validasi data calon peminjam dana.
Tindakan-tindakan pengamanan dari sisi nasabah dan penyedia layanan keuangan akan membantu mengurangi risiko dan situasi kontraproduktif selama proses berbagai transaksi keuangan (pembayaran, pinjaman, transfer, angsuran kredit, investasi, dan lain-lain).
Dengan demikian, kedua belah pihak dapat membangun dan meningkatkan rasa saling percaya.
Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Advertisement