Liputan6.com, Jakarta - Twitter sempat dikecam usai kabar akan melarang pengguna mempromosikan konten dari media sosial lain seperti Instagram, Facebook, dan Mastodon, dengan mencantumkan link atau tautan ke sana.
Namun secara diam-diam, pihak perusahaan ternyata sudah menghapus laman menjelaskan kebijakan tersebut, serta cuitan yang sempat diunggah di akun Twitter Support.
Baca Juga
Tekno Liputan6.com pada Rabu (21/12/2022), juga telah mencoba menelusuri pengumuman-pengumuman itu, namun sudah tidak bisa ditemukan, kecuali tangkapan layar dari pengguna lain.
Advertisement
Akun resmi Twitter Safety juga sempat membuat polling apakah mereka harus punya aturan mencegah pembuatan atau penggunaan akun yang ada, dengan tujuan utama mengiklankan platform media sosial lain.
Survei membuktikan, para warganet menjawab "No" dengan persentase sebanyak 87 persen dari sekitar 390 ribu suara. Sementara hanya 13 persen yang menjawab "Yes."
Â
Should we have a policy preventing the creation of or use of existing accounts for the main purpose of advertising other social media platforms?
— Twitter Safety (@TwitterSafety) December 19, 2022
Sebelumnya, perusahaan Elon Musk itu sempat melarang pengguna membagikan twit berisikan link ke Facebook, Instagram, Mastodon, Tribel, Post, dan Nostr, yang "tujuan utamanya" mempromosikan konten di platform tersebut.
"Kami menyadari banyak pengguna kami aktif di platform media sosial lain. Namun, kami tidak lagi mengizinkan promosi gratis untuk platform media sosial tertentu di Twitter," cuit Twitter Support, di mana Tweet ini sekarang sudah dihapus.
Mengutip The Verge, Senin (19/12/2022), Twitter juga sempat membatasi penggunaan link agregator pihak ketiga seperti Linktree dan Link.bio.
Â
Twitter Blokir Link ke FB, IG, dan Pesaing Lainnya
Twitter kala itu memperingatkan, pengguna yang mencoba mengabaikan hal ini dengan cara menyembunyikan URL atau lainnya akan dianggap melanggar kebijakan perusahaan.
Perusahaan mengancam, akun pelanggar dapat ditangguhkan sementara jika itu adalah pelanggaran pertama mereka atau "insiden terisolasi". "Setiap pelanggaran selanjutnya akan mengakibatkan penangguhan permanen," tambah perusahaan lebih lanjut.
"Secara umum, segala jenis cross-posting ke platform kami tidak melanggar kebijakan ini, meskipun dari situs terlarang yang tercantum di atas," tulis perusahaan milik Elon Musk tersebut.
Meskipun begitu, dalam aturan itu, Twitter masih mengizinkan platform media sosial yang terlarang di platformnya, untuk melakukan iklan atau promosi berbayar.
Â
Advertisement
Dipertanyakan Pendiri Twitter
Kebijakan ini pun dikecam dan dipertanyakan banyak pengguna. Bahkan, Jack Dorsey, pendiri dan eks CEO Twitter, juga menyebut aturan ini "tidak masuk akal."
Â
doesn’t make sense
— jack (@jack) December 18, 2022
Namun, dikutip dari CNN, menanggapi kehebohan itu, Elon Musk mengklarifikasi melalui akunnya, penangguhan akun hanya dilakukan untuk akun yang tujuan utamanya adalah mempromosikan pesaing.
"Kebijakan akan disesuaikan untuk menangguhkan akun hanya jika tujuan *utama* akun itu adalah promosi pesaing, yang pada dasarnya berada di bawah aturan tanpa spam," tegasnya.
Elon Musk Konfirmasi Bakal Mundur dari CEO Twitter
Di sisi lain, Elon Musk menyatakan akan mundur dari posisinya sebagai CEO Twitter. Hal ini ia ungkapkan setelah sempat membuat polling untuk warganet, soal nasib jabatannya di perusahaan.
Dalam polling yang dibuatnya, survei membuktikan banyak warganet yang menginginkan dirinya mundur dari pimpinan Twitter, dengan 57,5 persen pengguna menjawab Yes.
Sementara, 42,5 persen menjawab No. Sebanyak lebih dari 17,5 juta suara pun sudah mengisi polling Elon Musk.
Meski begitu, tampaknya Elon Musk, sebagai pemilik media sosial itu akan tetap memiliki kendali langsung untuk platform tersebut. Hal ini dinyatakan CEO Tesla ini dalam cuitan terbarunya, Selasa (21/12/2022).
"Saya akan mundur sebagai CEO segera setelah saya menemukan seseorang yang cukup bodoh untuk menerima pekerjaan itu! Setelah itu, saya hanya akan menjalankan tim software & server," kata Musk.
(Dio/Ysl)
Advertisement