Liputan6.com, Jakarta Perusahaan teknologi Tiongkok Alibaba memperkenalkan model AI generatif mereka, di tengah ramainya persaingan kecerdasan buatan, yang naik karena tren ChatGPT.
Perusahaan besutan Jack Ma itu pun mengatakan bahwa AI yang bernama Tongyi Qianwen itu nantinya akan diintegrasikan ke dalam aplikasi-aplikasi milik perusahaan.
Baca Juga
Platform yang dapat jatah duluan untuk integrasi AI itu adalah DingTalk, aplikasi messaging untuk pekerjaan milik Alibaba, untuk dapat merangkum catatan rapat, menulis email dan draf proposal bisnis.
Advertisement
AI ini nantinya juga bakal disematkan ke dalam asisten suara Alibaba, Tmall Genie.
"Kita ada di momen penentuan teknologi yang didorong AI generatif dan komputasi awan, dan bisnis di semua sektor telah mulai merangkul transformasi intelijen untuk tetap jadi yang terdepan," kata CEO Daniel Zhang.
Mengutip CNA, Jumat (14/4/2023), Alibaba Cloud juga berencana untuk membuka Tongyi Qianwen bagi kliennya, sehingga mereka bisa membuat large language model yang bisa disesuaikan sendiri.
Tongyo Qianwen sendiri didasarkan pada Tongyi, kerangka kerja model terlatih milik Alibaba, yang menyatukan berbagai model AI.
Sementara itu, mengutip Aljazeera, pemerintah Tiongkok tampaknya juga mulai menyoroti perkembangan industri AI yang ikut berkembang di negara itu.
Baru-baru ini, Cyberspace Administration of China, menerbitkan draf aturan yang mengatakan mereka mendukung inovasi dan teknologi, asalkan konten yang dihasilkan patuh pada "nilai-nilai inti sosialis" serta undang-undang keamanan dan perlindungan data pribadi.
Mereka yang melanggar aturan ini pun dapat menghadapi denda atau penyelidikan kriminal. Usulan aturan ini terbuka untuk komentar publik sampai 10 Mei.
Rancangan itu sendiri datang ketika pemerintah di dunia mulai mencari cara untuk mengatur teknologi AI generatif, yang memicu kekhawatiran soal implikasi etis, serta pengaruhnya terhadap berbagai sektor.
Â
Baidu Perkenalkan Penantang ChatGPT
Alibaba bukan satu-satunya perusahaan Tiongkok yang ikut tren AI usai ramainya ChatGPT besutan OpenAI. Beberapa waktu lalu, Baidu juga telah memperkenalkan chatbot AI penantang ChatGPT, yang mereka berni nama Ernie Bot.
ERNIE yang baru diperkenalkan oleh Baidu ini merupakan versi terbaru dari bot ERNIE atau Enhanced Representation through Knowledge Integration.
ERNIE sendiri dikembangkan oleh Baidu selama satu dekade terakhir, dan pertama kali diluncurkan pada tahun 2019.
CEO Baidu Robin Li mengklaim, ERNIE Bot terbaru punya kemampuan yang mendekati GPT-4, iterasi terbaru dari model bahasa besar yang baru saja dirilis oleh OpenAI.
Advertisement
Fokus untuk Pasar Tiongkok
Dikutip dari Engadget, Sabtu (18/3/2023), chatbot ini disebut punya 550 miliar fakta dalam grafik pengetahuannya, tetapi sebagian besar berfokus pada pasar Tiongkok.
Jadi, meski bisa membuat daftar idiom Tiongkok, tetapi chatbot ini mungkin tidak bisa menjawab banyak pertanyaan untuk topik tertentu di luar wilayahnya.
Selain itu, ERNIE Bot Baidu memiliki kemampuan untuk menjawab pengguna dengan respon audio dalam dialek China yang berbeda, serta juga dapat menghasilkan gambar dan video dari teks China.
Dalam contoh penggunaan, chatbot dipamerkan dapat meringkas sebuah novel fiksi ilmiah Tiongkok, serta saran tentang cara melanjutkan penulisan buku jika ingin dilanjutkan dengan lebih luas.
Kemampuan Chatbot Baidu
AI itu juga bisa menyebutkan nama aktor dalam film adaptasinya, membandingkan tinggi badan mereka, serta menyimpulkan siapa yang lebih tinggi di antara keduanya.
Dalam demo lain, chatbot AI ini juga dapat menyarankan nama nama untuk perusahaan teknologi besar yang melayani perusahaan kecil dan menengah, menulis slogan untuknya, serta membuat buletin dengan jumlah kata tertentu.
Li juga mengklaim 650 perusahaan sudah mendaftar untuk dapat memakai teknologi ERNIE Bot. Namun dia mengakui AI ini belum siap untuk dirilis ke publik.
(Dio/Isk)
Advertisement