Bill Gates: Teknologi AI Berdampak Besar pada Pekerjaan di Masa Depan, Ini Cara Menghadapinya

Bill Gates ungkap otomatisasi pekerjaan dengan bantuan AI akan berdampak besar di masa mendatang. Karenanya, setiap pekerja perlu memiliki keterampilan ini agar bisa tetap relevan dengan perkembangan dunia kerja.

oleh Dinda Charmelita Trias Maharani diperbarui 25 Mei 2023, 09:30 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2023, 09:30 WIB
Bill Gates
Pendiri perusahaan raksasa Microsoft, Bill Gates, ungkap teknologi AI akan berdampak besar pada pekerjaan manusia di masa depan. (AFP Photo/Joshua Lott)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam beberapa tahun terakhir, kemajuan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) meresahkan sebagian orang karena dikhawatirkan akan mengambil alih pekerjaan manusia.

Bill Gates pun telah menyoroti potensi dampak besar teknologi AI bagi beberapa perusahaan di masa depan.

Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, salah satu pendiri Microsoft tersebut menjelaskan bahwa AI akan membuat banyak pekerjaan yang saat ini dilakukan oleh manusia nantinya berjalan secara otomatis. 

Bahkan, menurutnya aplikasi atau perangkat AI yang bekerja untuk melayani manusia bakal dapat menandingi fungsi Google Search dan Amazon. Dengan kecanggihannya, kecerdasan buatan ini mampu memahami kebutuhan dan kebiasaan pengguna.

Hal tersebut memungkinkan AI membantu segala hal yang dibutuhkan manusia, mulai dari mencari informasi hingga melakukan transaksi online.

Kendati demikian, ia pun meyakini kalau AI akan menciptakan pekerjaan baru yang membutuhkan keahlian dan pengetahuan khusus, mengutip Gizmochina, Rabu (24/5/2023). 

Pendapat Bill Gates ini juga didukung oleh studi terbaru dari McKinsey Global Institute. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 2030 mendatang, 800 juta pekerjaan manusia dapat hilang akibat otomatisasi.

Namun kabar baiknya, studi tersebut pun menemukan bahwa teknologi ini dapat menciptakan 950 juta lapangan pekerjaan baru dalam periode waktu yang sama. 

Keterampilan untuk Hadapi Kemajuan AI

Manusia dan AI
Ilustrasi Manusia dan AI. (Sumber: Getty Images)

Di samping itu, penelitian tersebut menegaskan bahwa pekerjaan yang diciptakan AI akan memerlukan wawasan dan keterampilan yang lebih tinggi.

Maka untuk menghadapi kemajuannya yang sangat pesat, setiap individu pekerja harus memiliki dan menerapkan beberapa skill berikut ini, sebagaimana dihimpun dari Gizmochina.

Mudah Beradaptasi

Kamu perlu bersemangat dalam mempelajari keterampilan baru dan senantiasa beradaptasi dengan cara kerja yang kian berubah. Hal ini tentu penting agar kamu tetap memiliki wawasan dan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja.

Upskilling dan Reskilling

Selanjutnya, kamu juga perlu fokus pada pengembangan keterampilan baru yang akan dibutuhkan dalam dunia kecerdasan buatan. Adapun skill ini dapat meliputi pembelajaran coding, ilmu pengolahan data, sistem komputer, atau metode pelatihan AI lainnya.

Memperluas Hubungan Profesional

Bukan Manusia, Partai Politik di Denmark Ini Dipimpin oleh Teknologi AI
Ilustrasi Teknologi AI. (Sumber: Oddity Central)

Membangun dan memperluas hubungan profesional dengan orang-orang di industri Artificial Intelligence dapat membantu kamu mengikuti perkembangan terbaru. Tidak hanya soal tren dan penerapannya, kamu juga bisa mengetahui berbagai peluang yang ada di industri tersebut.

Pada dasarnya, pekerja perlu terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan mau mempelajari keterampilan baru aga bisa terus digunakan di dunia kerja. 

Terlebih lagi, perlu diingat bahwa alat dan teknologi bertenaga AI akan semakin memenuhi berbagai perusahaan. Maka, penting bagi pekerja untuk memahami teknologi agar dapat bekerja dengan alat-alat tersebut.

AI Membuat Penipuan Lebih Sulit Dikenali

Ilustrasi Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML)
Ilustrasi Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML). Kredit: Gerd Altmann from Pixabay

Sebelumnya, salah satu pendiri Apple, Steve Wozniak, memperingatkan potensi bahaya yang ditimbulkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Teknologi yang sedang ramai dikembangkan banyak perusahaan ini dinilai dapat membuat penipuan dan kesalahan informasi lebih sulit dikenali.

Berdasarkan keterangannya yang dikutip dari BBC, Selasa (9/5/2023), teknologi AI dikhawatirkan akan disalahgunakan oleh aktor jahat. Menurutnya, konten AI harus diberi label dengan jelas agar tidak menipu orang. Selain itu, sektor ini juga memerlukan regulasi yang tepat.

Pada Maret lalu, pelopor komputasi ini juga menandatangani surat bersama Elon Musk untuk menyerukan pemberhentian sementara atau jeda dalam pengembangan model AI. 

Infografis Journal
Infografis Journal: Kenapa Banyak Pekerja di Jakarta Tinggal di Kota Penyangga (Liputan6.com/Trie Yasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya