Liputan6.com, Jakarta - Dalam diskusi bertema 'Jadilah Content Creator Yang Hits dan Berilmu' yang digelar Kemkominfo bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, Dosen Senior Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik Fisipol UGM Bevaola Kusumasari, menjelaskan perkembangan teknologi dan inovasi di segala bidang.
Ia menilai dunia tengah memasuki era revolusi industri 4.0 dan otomatisasi oleh mesin tak banyak memerlukan tenaga manusia. Oleh karena itu, menurut Beva, kita harus pandai dan jeli memanfaatkan teknologi digital untuk menangkap peluang baru.
Advertisement
Baca Juga
“Persaingan di bidang ide-ide kreatif dan penguasaan teknologi digital menjadi salah satu kunci sukses. Penerapan konten kreatif lokal dengan jeli di era digital dapat menjadi sumber inspirasi,” ujarnya.
Advertisement
Ia menambahkan, para pelaku industri maupun generasi muda perlu memperluas wawasan dan mengasah keterampilan sehingga dapat menghasilkan konten yang bagus, menarik, dan memiliki nilai jual.
Tak hanya itu, inovasi digital juga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas, menaikkan kualitas layanan dan pengalaman pelanggan, serta membuka peluang bisnis atau pekerjaan baru.
"Sayangnya, tantangan inovasi di Indonesia adalah infrastruktur yang belum mapan dan stabil. Penerapan teknologi digital membutuhkan infrastruktur yang mumpuni, seperti jaringan internet yang kuat dan stabil, cepat, andal, dan nyaman bagi pengguna," tutur Beva.
Namun, ia menambahkan, syarat penting tersebut belum sepenuhnya merata di seluruh wilayah Indonesia.
Ciri-Ciri Konten Digital Menarik
Sementara itu, menurut konsultan sekaligus manajer produk Anwar Sadat, kendati ada keterbatasan, hal tersebut tidak perlu sampai menyurutkan niat untuk membuat konten berkualitas.
Menurut dia, konten yang menarik dan relevan adalah konten yang bisa memancing perhatian publik dan dapat memberikan nilai tambah bagi audiens.
Konten yang menarik adalah konten yang asli, memiliki tampilan visual dan suara yang bagus, serta sesuai dengan minat dan kebutuhan audiens.
“Adapun konten yang memiliki nilai tambah adalah jenis konten yang memberi informasi bernilai tinggi, memberikan solusi atas masalah sehari-hari, memberikan sarana hiburan, dan ada keterlibatan interaksi dengan audiens,” ucapnya.
Ia menjelaskan sejumlah tips untuk membuat konten yang menarik dan berkualitas. Caranya adalah dengan menyusun perencanaan, memproduksi, mengevaluasi dan mengedit, serta mempublikasikannya. Konten bisa juga berupa video, suara, teks, atau grafis.
Advertisement
Hindari Plagiarisme
Founder Yayasan Komunitas Open Source Indonesia Arief Rama Syarif, menambahkan dalam membuat konten digital, hal yang paling dihindari adalah tindakan plagiarisme.
Ini adalah sebuah kegiatan yang menjiplak atau meniru hasil karya orang lain dan mengklaim sebagai karya diri sendiri. Plagiat termasuk kejahatan pelanggaran hak cipta dan pelakunya disebut sebagai plagiator.
Menurut Arief, tipe plagiarisme bermacam-macam. Beberapa di antaranya adalah plagiarisme ide, kata demi kata, sumber, atau kepengarangan.
Larangan plagiarisme diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Dalam undang-undang itu, disebutkan bahwa hak cipta adalah hak eksklusif yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan.
“Teknologi digital saat ini adalah suatu alternatif bagi para penghasil atau pencipta untuk mempublikasikan hasil karyanya maka dari itu setiap netizen diharapkan sadar hukum dalam menghargai karya dan hak cipta seseorang,” ucapnya memungkaskan.
Infografis film dengan tema kehancuran bumi di masa depan (Triyasni/Liputan6.com)
Advertisement