Â
Liputan6.com, Jakarta - Kasus antraks kembali jadi sorotan, pasalnya Kemenkes mencatat kasus antraks di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta bertambah menjadi tiga orang meninggal dunia.
Baca Juga
Kronologi penyebaran penyakit antraks ini berawal dari aktivitas warga di lokasi yang mengonsumsi hewan ternak sapi mati. Menurut informasi dari Dinas Peternakan dan Kesehatan setempat, ada beberapa sapi mati yang disembelih dan dikonsumsi.
Advertisement
Bahkan, ada sapi yang telah dikubur, kemudian digali dan dikonsumsi warga.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul Dewi Irawaty menyebut, pihaknya kini fokus melakukan edukasi. Ia berpesan ketika masyarakat mengonsumsi daging, hendaknya memilih yang sehat.
"Kalau ada ternak mati atau sakit mendadak, kemudian disembelih itu sebaiknya tidak dikonsumsi. Ketika tidak mengonsumsi pasti tidak terkena penyakit itu," pesannya.
Kabar tentang penyebaran penyakit antraks di Gunungkidul hingga menyebabkan tiga kematian ini pun jadi hal yang ramai dibicarakan warganet di linimasa Twitter.
Menanggapi bahwa awal mula persebaran antraks karena konsumsi hewan sakit yang disembelih, bahkan hewan yang sudah dikubur juga dikonsumsi, warganet pun riuh.
Mereka bertanya-tanya kenapa warga bisa sampai mengonsumsi daging hewan yang telah dikubur. Mereka juga mempertanyakan bagaimana edukasi dari warga mengenai hal ini.
"Hewan udah mati, udah dikubur terus digali lagi, apa nggak bau bangkai ya dagingnya? Kadang daging yang fresh dari hewan sehat aja masih bau anyir," kata pemilik akun @imy***.
Warganet lain pun bingung tentang konsumsi daging dari hewan yang mati karena sakit ini.
"Kadang suka bingung mikirnya, padahal dah jadi bangke itu," kicau @Ali***.
Warganet lain justru nyinyir. "Makan babi takut tapi makan bangkai sapi kena antrax oke aja," kicau @r_se***.
Warganet Ikutan Ngeri
Ada pula warganet yang bersimpati atas warga yang merasa kehilangan hewan ternak karena penyakit antraks.
"Di luar konteks penyebaran penyakit, pastinya merasa eman banget kehilangan sapi yang harganya berpuluh-puluh juta, di desaku ada warga yang sapinya mati, saking sedihnya dia sekarang mengidap gangguan jiwa," kata akun @______.
Pengguna Twitter lain berdoa semoga kasus seperti ini tidak terjadi lagi. "Ngeri banget, semoga dengan kejadian kasus ini tidak terulang lagi dan semua warga sadar akan pentingnya kesehatan," kata @lea***.
Pengguna lain menyemangati dokter dan nakes yang bertugas. "Jangan menyerah untuk mengedukasi masyarakat yang seperti ini," kicau @url***.
"Gak habis fikir, edukasi tentang penyakit ini perlu ditingkatkan lagi," kata @ent***.
Advertisement
Sebut Kasus Mirip dengan Serial Kingdom
Ada pula warganet yang tiba-tiba jadi ingat dengan film serial Kingdom di salah satu platform streaming.
"Takut banget, ingat film Kingdom, mayat temannya dimakan terus pada jadi zombie," kicau @ent***. Kingdom adalah film bercerita tentang tahta kerajaan Korea, di mana sang raja dijadikan zombie untuk bisa tetap hidup sembari menunggu lahirnya pewaris.
Agar raja tetap hidup, ia memakan daging para bawahannya. Salah satunya daging seorang tabib muda, jenazah tabib muda itu pun dibawa ke sebuah desa miskin.
Namun, karena kemiskinan melanda desa tersebut, tubuh tabib yang meninggal terkena racun zombie itu pun dimasak dan dimakan oleh warga desa yang berakhir menjadi zombie.
Â
Penjelasan Soal Antraks, Antraks Adalah
Sementara itu, antraks adalah penyakit hewan menular yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Antraks umumnya menyerang hewan herbivora seperti sapi, kambing, domba, dan lainnya serta dapat menular ke manusia.
Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara sekaligus Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Prof Tjandra Yoga Aditama, mengungkapkan bahwa penyakit antraks bersifat zoonosis, yang artinya dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
"Bakteri penyebab antraks apabila terpapar udara akan membentuk spora yang sangat resisten terhadap kondisi lingkungan dan bahan kimia termasuk desinfektan tertentu," ujar Tjandra melalui keterangan.
"(Bakterinya) dapat bertahan di dalam tanah, sehingga kadang-kadang antraks juga disebut 'penyakit tanah'," sambungnya.
Manifestasi Penyakit AntraksMenurut Tjandra, manifestasi penyakit antraks pada manusia ada tiga jenis.
"Pertama adalah antraks kulit, ini merupakan jenis antraks yang paling sering terjadi, tetapi tidak berbahaya," kata Tjandra.
"Kata antraks memang bermakna 'arang' dalam bahasa Yunani, dan istilah ini digunakan karena kulit para korban akan berubah hitam."
Selanjutnya, yang kedua adalah antraks pencernaan. Serta, ketiga, antraks paru atau pernapasan, yang juga pada sebagian kasus dapat menjadi berat. Pada kasus antraks berat yang berat itulah, pasien dapat mengalami syok, meningitis, dan kematian.
Advertisement