Liputan6.com, Jakarta Teleskop antarikssa James Webb NASA, merayakan satu tahun beroperasinya mereka di luar angkasa, dengan meluncurkan sebuah gambar kelahiran bintang yang mirip matahari.
"Hanya dalam satu tahun, Teleskop Luar Angkasa James Webb telah mengubah pandangan manusia tentang kosmos, mengintip ke dalam awan debu dan melihat cahaya dari sudut jauh alam semesta untuk pertama kalinya," kata Bill Nelson, Administrator NASA.
Baca Juga
"Setiap gambar baru adalah penemuan baru, memberdayakan para ilmuwan di seluruh dunia untuk bertanya dan menjawab pertanyaan yang sebelumnya tidak pernah mereka impikan," ujarnya, mengutip laman resmi NASA, Kamis (13/7/2023).
Advertisement
Gambar yang dipamerkan teleskop antariksa James Webb ini menampilkan wilayah pembentuk bintang kecil di kompleks awan Rho Ophiuchi.
Gambar Webb baru yang dirilis ini menunjukkan wilayah pembentuk bintang terdekat dengan kita. Kedekatannya pada 390 tahun cahaya memungkinkan untuk close-up dengan sangat detail, tanpa bintang latar di depan dalam ruang intervensi.
Nicola Fox, Associate Administrator, Science Mission Directorate NASA, Washington mengatakan, pada ulang tahun pertamanya, James Webb Space Telescope telah memenuhi janjinya untuk mengungkap alam semesta.
Menurutnyaa, hal ini "memberikan umat manusia harta karun gambar dan sains yang menakjubkan yang akan bertahan selama beberapa dekade."
NASA mencatat, gambar dari teleskop luar angkasa ini menunjukkan wilayah yang berisi sekitar 50 bintang muda, yang semuanya punya massa yang mirip dengan matahari, atau lebih kecil.
"Daerah tergelap adalah yang terpadat, di mana kepompong debu tebal masih membentuk protobintang," tulis NASA.
Teknologi untuk Melihat Awal Kisah Bintang
Sementara, pancaran bipolar besar dari molekul hidrogen, yang direpresentasikan dengan warna merah, mendominasi gambar, muncul secara horizontal di sepertiga bagian atas dan vertikal di sebelah kanan.
NASA menjelaskan, ini terjadi ketika sebuah bintang pertama kali menerobos selubung debu kosmik kelahirannya, menembakkan sepasang pancaran yang berlawanan ke luar angkasa seperti bayi baru lahir, yang pertama kali merentangkan tangannya ke dunia.
"Citra Webb tentang Rho Ophiuchi memungkinkan kita untuk menyaksikan periode yang sangat singkat dalam siklus hidup bintang dengan kejelasan baru," kata Klaus Pontoppidan, ilmuwan proyek Webb di Space Telescope Science Institute di Baltimore, Maryland.
"Matahari kita sendiri mengalami fase seperti ini, dahulu kala, dan kini kita memiliki teknologi untuk melihat awal kisah bintang lain," imbuhnya.
Mengutip The Guardian, teleskop James Webb diluncurkan pada Hari Natal 2021, di mana dilakukan kerja sama antara NASA, serta agensi antariksa Eropa dan Kanada.
Advertisement
Teleskop James Webb Tangkap Lubang Hitam Supermasif Aktif Terjauh
Sebelumnya, sebagai bagian dari proyek Cosmic Evolution Early Release Science (CEERS), para peneliti menemukan lubang hitam supermasif aktif terjauh yang pernah kita lihat hingga saat ini.
Berkat gambar inframerah dekat dan menengah yang diambil James Webb, para peneliti dapat menemukan lubang hitam supermasif di galaksi yang mereka beri nama CEERS 1019.
Mengutip laman Engadget, Senin (10/7/2023), para peneliti juga dapat melihat bahwa lubang hitam itu hanya ada 570 juta tahun, setelah Big Bang dan sekitar 9 juta massa matahari.
Selain itu, data yang diberikan oleh teleskop James Webb memungkinkan mereka sampai pada kesimpulan bahwa lubang hitam memakan banyak gas dan menghasilkan bintang baru.
"Penggabungan galaksi bisa jadi ikut bertanggung jawab untuk memicu aktivitas di lubang hitam galaksi ini, dan itu juga bisa mengarah pada peningkatan pembentukan bintang," kata anggota tim CEERS Jeyhan Kartaltepe dari Rochester Institute of Technology di New York.
Pada gambar di bawah ini, kamu dapat melihat lubang hitam CEERS 1019 muncul sebagai tiga rumpun terang. Dengan massa 9 juta matahari, lubang hitam ini jauh lebih kecil daripada lubang hitam supermasif aktif lainnya yang ditemukan sebelumnya.
Benda-benda angkasa itu biasanya mengandung lebih dari 1 miliar kali massa matahari, yang membuatnya lebih terang dan lebih mudah dideteksi. Lubang hitam CEERS 1019 lebih mirip dengan yang ada di pusat galaksi kita, yaitu sekitar 4,6 juta kali massa matahari.
1 Miliar Tahun Setelah Big Bang
NASA mengatakan para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa lubang hitam yang lebih kecil pasti telah ada lebih awal di alam semesta, tetapi baru setelah James Webb beroperasi, mereka dapat memastikan keberadaannya.
Bahkan, tim Survei CEERS juga menemukan dua lubang hitam kuno tapi kecil lainnya melalui data mereka. Lubang hitam CEERS 746 ada 1 miliar tahun setelah Big Bang, sedangkan lubang hitam CEERS 2782 ada sejak 1,1 miliar tahun setelah peristiwa tersebut.
Jika dilihat melalui instrumen lain, lubang hitam ini tampak seperti galaksi pembentuk bintang biasa.
Para astronom juga sedang meninjau lubang hitam lain yang lebih jauh yang ditemukan menggunakan data James Webb saat ini, jadi CEERS 1019 mungkin akan kehilangan rekornya lebih cepat daripada nanti.
(Dio/Isk)
Advertisement