Studio Game Pembuat Saints Row Tutup Imbas Restrukturisasi Embracer Group

Volition Games, studio di balik seri Saints Row, tutup sebagai dampak dari restrukturisasi yang dilakukan Embracer Group.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 05 Sep 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2023, 16:00 WIB
Cuplikan trailer game Saints Row versi reboot (Tangkapan Layar Youtube Saints Row)
Cuplikan trailer game Saints Row versi reboot (Tangkapan Layar Youtube Saints Row)

Liputan6.com, Jakarta - Studio game pembuat seri Saints Row, Volition Games, pekan lalu mengumumkan bakal tutup, sebagai dampak dari restrukturisasi yang dilakukan oleh induk perusahaan mereka, Embracer Group.

"Bulan Juni lalu, Embracer Group mengumumkan program restrukturisasi untuk memperkuat Embracer dan mempertahankan posisinya sebagai pemimpin dalam industri game," tulis Volition dalam pengumuman mereka.

"Sebagai bagian dari program ini, mereka mengevaluasi tujuan strategis dan operasional dan membuat keputusan sulit untuk menutup Volition dengan segera," tulis perusahaan di akun LinkedIn.

Dikutip Selasa (5/9/2023), perusahaan pun akan memberikan bantuan pekerjaan, serta memperlancar transisi bagi karyawan Volition yang terdampak penutupan ini.

Volition didirikan pada tahun 1993, di mana saat itu mereka menggunakan nama Parallax Software Corporation. Beberapa tahun kemudian, perusahaan terpecah dan dibentuklah Volition.

Mengutip Engadget, perusahaan THQ lalu membeli studio game ini pada tahun 2022.

Anak perusahaan Embracer di masa depan, Koch Media (yang kemudian bernama Plaion), mencaploknya untuk divisi Deep Silver, setelah THQ mengajukan kebangkrutan pada tahun 2012.

Gim terakhir Volition adalah reboot dari Saints Row yang rilis di tahun 2022. Sayangnya, judul ini kurang diterima dengan baik oleh kritikus dan para pemain.

Selain Saints Row, judul-judul lain yang digarap oleh Volition antara lain adalah Descent dan waralaba Red Faction.

Embracer Group pun mengatakan pada bulan Juni bahwa PHK dan penutupan studio sedang dilakukan sebagai bagian dari rencana restrukturisasi. Beberapa tahun terakhir, mereka juga banyak mengambil alih studio game terkenal.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Luncurkan Saints Row Reboot Sebelum Tutup

Cuplikan trailer game Saints Row versi reboot (Tangkapan Layar Youtube Saints Row)
Cuplikan trailer game Saints Row versi reboot (Tangkapan Layar Youtube Saints Row)

Saints Row Reboot sendiri rilis di PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series X/S, dan PC pada 2022 lalu.

Seri game Saints Row diawali sebagai tiruan dari judul Grand Theft Auto (GTA), namun tumbuh menjadi versi yang lebih "aneh" dari GTA, dengan menambahkan elemen zombie hingga punya kekuatan super.

Kala itu, Deep Silver Volition memilih untuk mengulang kembali serial game tersebut. Mengutip PC Gamer, mereka juga tidak memasukkan unsur-unsur aneh seperti di beberapa judul terakhir mereka.

Reboot ini akan mengembalikan serial tersebut ke akarnya, sembari memberi pemain taman bermain baru yang luas untuk menjadi pemimpin geng mereka sendiri.

Chief Creative Officer Deep Silver Volition, Jim Boone pun saat itu mengklaim game reboot ini akan jadi "game Saints Row terbesar, terkaya, dan paling ambisius yang pernah kami buat di sini di Volition."

Saints Row Reboot berlatar belakang di sebuah wilayah bernama Santo Ileso, yang terletak di Barat Daya Amerika Serikat.

 


Daedalic Entertainment Tutup Studio Pembuat Game Gollum

The Lord of the Rings: Gollum (Daedalic Entertainment)
The Lord of the Rings: Gollum (Daedalic Entertainment)

Sebelumnya, buruknya ulasan dan gagalnya The Lord of the Rings: Gollum di pasaran, membuat Daedalic Entertainment memutuskan untuk menutup studio yang membuat game tersebut.

Selain menutup studio game-nya yang ada di Hamburg, Jerman itu, Daedalic juga tidak jadi melanjutkan pengembangan game lain yang diadaptasi dari waralaba The Lord of the Rings.

Dengan gulung tikarnya studio game mereka, Daedalic Entertainment pun akan berhenti membuat game dan sepenuhnya fokus pada bisnis publishing atau penerbitan.

"Meskipun The Lord of the Rings: Gollum tidak memenuhi ekspektasi kami miliki untuk game tersebut, kami sangat berterima kasih atas kesempatan dan pengalaman belajar yang diberikannya kepada kami."

 


Imbas Penutupan Studio Pembuat Game Gollum

The Lord of the Rings: Gollum (Daedalic Entertainment)
The Lord of the Rings: Gollum (Daedalic Entertainment)

"Saat ini, kami sedang mengerjakan tambalan lain untuk The Lord of the Rings: Gollum. Proyek lanjutan di semesta The Lord of the Rings yang telah dimulai akan dihentikan," kata mereka, mengutip Polygon, Jumat (7/7/2023).

Lebih lanjut, dikutip dari Eurogamer, sebanyak 25 karyawan juga terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagai imbas dari keputusan perusahaan itu.

"Kami menghargai setiap anggota tim kami dan penting bagi kami agar transisi berjalan semulus mungkin. Karena itu, kami akan mendukung mantan karyawan kami untuk menemukan peluang baru dalam jaringan kami."

Hingga dibatalkannya proyek itu, Daedalic Entertainment belum pernah mengumumkan judul game The Lord of the Rings lain selain Gollum, yang akan mereka buat.

Infografis Dampak Bermain Game Berlebihan (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis dampak bermain video game berlebihan (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya