Liputan6.com, Jakarta - CEO Surya Citra Media (SCM) Sutanto Hartono mengatakan transformasi media yang sebelumnya dilakukan secara konvensional dan kini berubah menjadi media digital tidak akan menghentikan produksi pada industri televisi.
Menurut Sutanto hal itu malah menjadi tantangan untuk tetap mengembangkan produksi televisi, dengan mengubah cara sistem tayangan yang sebelumnya berupa analog menjadi digital dengan perangkat set top box (STB).
Baca Juga
“Yang terpenting tetap memproduksi konten-konten berkualitas. Apapun platform yang dilihat yang penting adalah kontennya,” kata Sutanto ketika memberikan studium generale dengan topik pembahasan Transformasi Industri Media di Era Multiplatform di hadapan dosen dan mahasiswa Akademi Televisi (ATVI), Kamis (9/11/2023) di Studio 5 Emtek City, Jakarta Barat.
Advertisement
Sutanto menambahkan, dengan beralihnya televisi analog menjadi digital dapat menyalurkan program televisi secara luas ke seluruh pelosok Indonesia dengan tampilan kualitas yang bagus, sekaligus lebih murah meriah.
Angka minat masyarakat Indonesia terhadap program televisi pun setelah menggunakan STB kian naik di kota demi kota.
“Setelah dilakukan analisis switch off, enam bulan berikutnya kita sudah back to normal, hampir seratus persen dari populasi yang pada akhirnya menonton televisi kembali,” ungkap Sutanto.
Ia pun menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih banyak yang menonton televisi.
“Television is still alive, TV is still be watch a view,” ucap Sutanto seraya optimistis bahwa masyarakat di Indonesia akan tetap terus menonton televisi.
Peran Media Sebagai Jendela Informasi
Sementara itu, Direktur ATVI Melitina Tecoalu yang membuka studium generale mengatakan, peran utama media sangat besar sebagai jendela informasi, sehingga validitas atau kesahihan dalam memeriksa sumber informasi perlu dilakukan dengan selalu mengutamakan etika dan tanggung jawab.
Maka dari itu, pendidikan literasi media (seperti yang diperoleh dalam pembelajaran di ATVI) diperlukan untuk menganalisis informasi secara lebih kritis.
“Dengan adanya pengembangan alat dan teknologi untuk memerangi informasi hoaks serta meningkatkan keamanan digital juga merupakan transformasi dalam mengatasi tantangan yang harus dihadapi,” ujarnya.
Dengan demikian, transformasi media tersebut selain mempunyai tantangan yang harus dihadapi dengan bijak, juga membawa peluang yang sangat besar.
"Bahwasannya dampak tersebut dapat berubah menjadi dua kemungkinan yaitu pro dan kontra, memudahkan berbagai akses informasi, pendidikan, serta juga inovasi bisnis yang akan menjadi peluang dalam menciptakan model bisnis baru maupun dalam sisi marketing-nya," Melitina memungkaskan.
Advertisement