Eksklusif, Debu Meteroit Langka Dipakai untuk Membuat Balok Lego

Potongan Lego yang terbuat dari debu meteroit itu akan dipajang di beberapa lokasi toko tertentu hingga 20 September 2024

oleh Iskandar diperbarui 01 Jul 2024, 07:30 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2024, 07:30 WIB
Balok Lego terbuat dari debu meteroit
Balok Lego terbuat dari debu meteroit. Credit: Lego

Liputan6.com, Jakarta - Lego yang sebelumnya cuma menampilkan astronot di set balok tertentu, kini ada balok Lego yang terbuat dari bahan-bahan yang ditemukan astronot di luar angkasa.

Perusahaan asal Denmark itu telah bekerja sama dengan Badan Antariksa Eropa (European Space Agency/ESA) untuk membuat potongan Lego dari debu meteorit asli yang langka.

Potongan Lego itu akan dipajang di beberapa lokasi toko tertentu hingga 20 September 2024, termasuk cabang besar di 5th Avenue, Manhattan, New York. Demikian sebagaimana dikutip dari Engadget, Senin (1/7/2024).

Proyek ini bukan hanya sekadar gimik, tetapi sebagai konsep yang menunjukkan bagaimana astronot dapat menggunakan debu itu untuk membangun struktur bulan.

Pertimbangkan besarnya bukan cuma energi dan uang yang dibutuhkan untuk mengangkut bahan bangunan dari Bumi ke Bulan. Sebaliknya, membangun segala sesuatu dari material Bulan yang sudah ada akan menjadi terobosan baru.

Terdapat lapisan batuan dan endapan mineral di permukaan Bulan, yang disebut regolit Bulan.

Diperkirakan bahwa semacam regolit diperlukan untuk membangun koloni pertama manusia di luar dunia.

Bahan ini sudah tersedia dan ada beberapa metode prospektif untuk mengubahnya menjadi bahan bangunan. Bagaimana pun, manusia telah membuat bangunan dari tanah dan pasir selama ribuan tahun.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Proses Pembuatan

Pembuatan potongan Lego dengan bahan dari debu meteroit. Credit: Lego
Pembuatan potongan Lego dengan bahan dari debu meteroit. Credit: Lego

Namun, tidak banyak regolit Bulan di Bumi yang bisa dijadikan bahan percobaan. Ilmuwan ESA membuat regolit mereka sendiri dengan menggiling meteorit yang sangat tua.

Debu meteorit ini diubah menjadi campuran yang digunakan untuk mencetak potongan Lego secara 3D.

Mereka saling menempel seperti balok Lego biasa, meskipun hanya tersedia dalam satu warna (space gray).

“Belum ada yang membangun struktur di Bulan, jadi sangat menyenangkan memiliki fleksibilitas untuk mencoba semua jenis desain dan teknik bangunan dengan batu bata luar angkasa. Menyenangkan dan berguna dalam memahami secara ilmiah batas-batas teknik ini,” kata ESA Science Officer, Aidan Cowley.

 


Pos Manusia di Bulan

Penampakan Bumi dari permukaan Bulan. (Bill Anders/NASA)
Penampakan Bumi dari permukaan Bulan. (Bill Anders/NASA)

Untuk diketahui, umat manusia sebenarnya semakin dekat dengan pangkalan Bulan pertama yang sebenarnya.

NASA telah bekerja sama dengan Badan Antariksa Italia dan Thales Alenia Space Corporation untuk membangun pos terdepan manusia permanen pertama di Bulan, meskipun hal itu baru akan terwujud setidaknya pada tahun 2030-an.

Desain terbaru untuk habitat bulan berkisar dari sesuatu yang menyerupai rumah mobil hingga full-fledged inflatable.


Infografis Apollo dan Jejak Manusia di Bulan. (Liputan6.com/Triyasni)

Infografis Apollo dan Jejak Manusia di Bulan
Infografis Apollo dan Jejak Manusia di Bulan. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya