Liputan6.com, Pekanbaru - Kualitas udara di Pekanbaru, Riau, masih bertahan pada level berbahaya akibat kabut asap, sementara jarak pandang hanya berkisar 300 meter. Namun, panitia pelaksana Hari Anak Provinsi Riau, tetap menggelar berbagai kegiatan lomba tingkat taman kanak-kanak (TK).
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Rabu (21/10/2015), sebanyak 700 murid TK di Provinsi Riau, yang mengikuti kegiatan di gedung daerah di Jalan Diponegoro, Pekanbaru, terpaksa harus mengenakan masker saat mengikuti lomba. Orangtua murid hanya bisa pasrah dengan kondisi yang ada.
Di Palembang, Sumatera Selatan, kabut asap pekat masih melanda. Titik api di Sumatera Selatan masih mencapai 530 titik. Indeks kualitas udara masih masuk kategori beracun. Warga yang keluar rumah diimbau selalu menggunakan masker.
Advertisement
Jarak pandang kurang lebih 50 meter membuat pengguna kendaraan terpaksa memperlambat laju dan harus menyalakan lampu kendaraan.
Di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, sedikitnya 65 balita dan anak-anak serta sekitar 300 buruh perkebunan kelapa sawit korban PHK yang hidup ditenda-tenda penampungan posko serikat buruh, kini terpapar kabut asap.
Minimnya fasilitas penampungan membuat anak-anak dan dewasa terserang berbagai penyakit, seperti batuk, pilek, demam, diare dan ISPA. Sebagian anak-anak juga mengalami gizi buruk.
Kualitas udara di Palangkaraya terus berada pada level sangat berbahaya, dengan jumlah partikulat (PM10) mencapai 3.248 mikron gram per meter kubik.
Sementara di Kalimantan Timur, kabut asap juga menghambat transportasi di Sungai Mahakam. Sejumlah kapal terpaksa mengurangi kecepatan.
Aktivitas di Dermaga Sungai Kunjang juga berlangsung normal, namun karena jarak pandang hanya 100 meter, maka kapal harus berjalan perlahan.
Selain itu kemarau panjang yang melanda Kalimantan Timur selama 3 bulan terakhir mengakibatkan Sungai Mahakam mendangkal. (Dan/Mvi)