Liputan6.com, Surabaya - Belasan orang yang mengaku mewakili warga Surabaya, Jawa Timur melakukan aksi kumpul koin di depan markas Polrestabes Surabaya siang tadi.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Jumat (4/12/2015), para warga hendak menemui Kapolres Surabaya Kapolres Kombes Polisi Yan Fitri dan sekaligus mempertanyakan sikap mengistimewakan pengemudi Lamborghini maut, Wiyang Lautner.
Meski telah menabrak hingga menewaskan 1 orang dan 2 lainnya luka-luka, hingga kini Wiyang tidak ditahan.
Advertisement
Karena tidak bertemu Kapolres, para warga menyerahkan koin yang terkumpul Rp 10.000 lebih ke juru bicara Polres AKP Lily Djafar. Hal itu mereka lakukan sebagai simbol kekecewaan lambannya penanganan kasus kecelakaan ini.
Jubir Polres AKP Lily Djafar yang menolak penyerahan koin menjelaskan Wiyang tidak ditahan karena alasan kesehatan. "Kalau haknya untuk mendapatkan perawatan medis kita laksanakan. Kalau dia sembuh, kita masukkan kembali ke sel tahanan," ungkap Jubir Polres AKP Lily Djafar.
"Mestinya sejak awal Wiyang itu harus ditahan, kondisinya sehat. Kalau alasan mual, kepala pusing, tiba-tiba itu menjadi alasan harus masuk rumah sakit, itu tidak rasional. Banyak kasus pelanggaran lalu lintas yang menyebabkan meninggalnya orang itu ditahan," ucap seorang aktivis peduli korban Lamborghini M Sholeh.
Kapolda Jawa Timur Irjen Polisi Anton Setiadji menjamin tidak ada diskriminasi terhadap pemilik Lamborghini. Kapolda bahkan menjamin dirinya bahwa kasus kecelakaan ini akan segera diproses.
"Jadi kita juga tidak mau main-main masalah laka lantas ini. Jadi tetap saya selaku Kapolda memantau penanganan kasus laka lantas ini. Jadi saya minta ini tuntas. Saya yang jamin (kasus ini tuntas)," ujar Kapolda Jawa Timur Irjen Polisi Anton Setiadji.
Saat ini, Wiyang Lautner masih di RS Bhayangkara Surabaya ruang teratai kamar nomor 9. Namun sejumlah polisi berpakaian dinas dan sipil mengawal ketat ruang rawat inap pemilik mobil berharga miliaran rupiah itu.