Potret Menembus Batas: Jangan Kekang Kukang

Kukang yang ditangkap dari alam mengalami siksaan di tangan pemburu atau pedagang.

oleh Muhamad Nuramdani diperbarui 10 Okt 2016, 02:51 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2016, 02:51 WIB
Kukang
Kukang yang ditangkap dari alam mengalami siksaan di tangan pemburu atau pedagang.

Liputan6.com, Lampung - Tiga tahun penantian panjang menemukan jawab. Hingga 8 jam perjalanan dari kaki Gunung Salak menuju Lampung terasa lebih ringan.

Dengan perjalanan yang begitu jauh, beberapa buah kotak harus dipanggul lima laki-laki dewasa, lengkap dengan penggantinya. Dan jarak itu selangkah kemudian menjadi nol.

10 individu Kukang Sumatera dikembalikan ke habitatnya. Hutan hujan primer di kawasan kesatuan pengelolaan hutan lindung, Batu Tegi, Air Nangingan, Lampung.

Sepuluh primata ini adalah satwa sitaan BKSDA Jawa Barat pada tahun 2013 yang dititipkan dan dirawat di Pusat Rehabilitasi Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia atau International Animal Rescue di kaki Gunung Salak, Jawa Barat.

Radio collar sengaja dipasang pada leher, untuk pergerakan sekaligus pelengkap data penelitian spesies kukang.

Kisah Puntang adalah kisah pilu. Kukang yang diselamatkan dan harus di amputasi jarinya akibat luka yang terlalu parah. Tidak ada informasi jelas tentang sebab luka-luka di tubuh Puntang. Yang jelas, Puntang masih liar dan amat responsif terhadap sesuatu yang asing. Pertanda sifat alami masih terjaga.

"Ini tangannya seperti kena jerat, tapi kemudian di sebelah sini seperti ada luka hangus terbakar, karena stres dan sakit dia gigitin tangannya. Ini giginya yang biasa dipotong kalo pemburu adalah gigi yang depan, tapi kesininya semuanya. Giginya dipakai untuk buka kayu untuk makan getah," jelas Drh Nur Purba Priambada, Coordinator Aimal Care YIARI.

Kisah lain datang dari Bello, kukang peliharaan yang diserahkan ke pusat rehabilitasi Yiari.

Nasibnya tak lebih baik dari Puntang. Seluruh giginya habis dipotong dan diberi pakan yang bukan seharusnya.

"Ini posisi pertahanan diri kukang dan biasanya disini nanti dia akan mengeluarkan minyak yang nanti dijilat dan racun akan nempel di giginya," ujar Drh Purba.

Kukang diburu. Perdagangan ilegal untuk pemeliharaan memegang peran paling besar dalam pemusnahan kukang. Kukang yang ditangkap dari alam mengalami siksaan di tangan pemburu atau pedagang.

Sebagian mati dalam perjalanan, sementara yang hidup tidak lebih beruntung. Gigi dipotong supaya tampak jinak.

Data International Animal Rescue Indonesia menunjuk, sekurangnya 200 hingga 250 individu kukang telah ditawarkan di tujuh pasar di empat kota besar Indonesia setiap tahunnya dan 400 kukang dipelihara pemilik media sosial.

Ini artinya, sekitar 500 hingga 600 ekor kukang dirampas dari habitatnya dengan jumlah perputaran uang mencapai Rp 300 juta tiap tahun.

"Kukang adalah primata yang paling banyak diperdagangkan terbuka, perdagangan online juga faktor terbesar perburuan kukang," kata Aris Hidayat, Manager Operasional YIARI.

Aukang atau nycticebus sp, primata cantik nan menggemaskan. karena penampilan inilah, kukang diburu. Satwa nokturnal ini adalah endemik Indonesia. Tersebar di wilayah Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.

Satu-satunya primata yang memiliki bisa di bagian dalam sikunya, sebagai bentuk pertahanan diri dari predator. Hutan primer dan sekunder adalah habitat utamanya, ia berfungsi penyeimbang ekosistem hutan.

Di Indonesia, kukang telah dilindungi sejak tahun 1973, dilarang melakukan perdagangan dan pemeliharaan kukang.
Pidananya 5 tahun penjara dan denda Rp 100 juta.

Saksikan perburuan dan perdagangan kukang ilegal yang ditayangkan Potret Menembus Batas SCTV, Minggu (9/10/2016) di bawag ini.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya