Jakarta - Direktur Venue and Enviroment Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC), Arlan Lukman, mengatakan biaya perawatan Jakarta International Velodrome (JIV) yang terletak di Rawamangun, Jakarta Timur, mencapai Rp 400 juta per bulan.
Biaya perawatan JIV cukup fantastis karena lintasan balap itu terbuat dari kayu Siberia. Di Indonesia yang beriklim tropis, tingkat kelembapan velodrome harus dalam kisaran 50-70 persen.
Baca Juga
Pratama Arhan Jadi Pemain Timnas Indonesia Pertama yang Capai 50 Penampilan di Era Shin Tae-yong
Pemain Tengah Newcastle United Tegaskan Tak Punya Keturunan Malaysia, Minta Agar Tak Dikaitkan Lagi dengan Timnas Negara
Jay Idzes Ungkap Karakter Suporter di Indonesia dan Italia Punya Perbedaan, Apa itu?
Mesin pendingin ruangan wajib dinyalakan agar lintasan balap dengan material kayu Siberia itu tetap kering, serta terhindar dari hama seperti burung dan tikus.
Advertisement
"Kami harus terus menyalakan mesin pendingin ruangan di velodrome setiap harinya. Itu wajib dilakukan supaya kelembapan lintasan terjaga. Kenapa bisa sampai Rp 400 juta? Ya itu karena mesin pendingin terus menyala sehingga biaya listriknya jadi membengkak," kata Arlan ketika dihubungi Bola.com, Selasa (7/8/2018).
"Fasilitas kelas dunia memang membutuhkan perawatan yang memadai. Velodrome ini setara dengan punya Inggris, di London. Dari segi fasilitas, punya kita tidak kalah dengan negara lain. Kita harus benar-benar merawat velodrome ini agar bisa terus digunakan dengan semestinya," tutur Arlan.
JIV akan digunakan cabang olahraga balap sepeda di Asian Games 2018. Tempat dengan kapasitas 3.000 kursi penonton itu dirancang oleh Ralph Schuermann, arsitek terkenal yang juga merancang velodrome Beijing untuk Olimpiade 2008 dan velodrome Guangzhou (Asian Games 2010).