5 Perusahaan yang Pernah Dibeli Facebook dengan Biaya Mahal

Keputusan Facebook mengakuisisi Whatsapp menghentak jagat teknologi informasi. Aksi akuisisi berbiaya mahal juga pernah dilakukan Facebook.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 24 Feb 2014, 20:50 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2014, 20:50 WIB
facebook-whatsapp-140220c.jpg

Liputan6.com, Quebec Pekan lalu, Facebook menggegerkan dunia teknologi dengan membeli perusahaan aplikasi chatting, WhatsApp seharga US$ 19 miliar. Ini bukan pertama kali, Facebook mengakuisisi sejumlah perusahaan demi memperoleh hak penggunaan aplikasinya.

Dalam sepuluh tahun sejak Facebook berdiri, perusahaan milik Mark Zuckerberg itu telah berhasil mengakuisisi lebih dari 40 perusahaan. Di antara seluruh bisnis tersebut, terdapat sejumlah perusahaan yang membuat Facebook rela menggelontorkan uang dalam jumlah sangat besar.

Perusahaan yang satu ini memang terkenal sangat agresif dalam mengembangkan pendapatan dan kinerjanya. Salah satu langkahnya adalah dengan menerapkan berbagai aplikasi yang dapat menjadi mesin pencetak uang bagi Facebook.

Berikut lima perusahaan yang berhasil diakusisi Facebook dengan biaya termahal seperti dikutip dari The Richest, Senin (24/2/2014):

1. WhatsApp

Biaya akuisisi: US$ 19 miliar

Aksi Facebook mengakuisisi WhatsApp pekan lalu sekaligus menjadi pembelian perusahaan teknologi termahal di dunia. Pekan lalu, Facebook tercatat membeli aplikasi pengiriman pesan instan seharga US$ 19 miliar.

WhatsApp memang merupakan aplikasi yang tumbuh secara fenomenal di dunia global sejak pendiriannya pada 2009. Perusahaan tersebut hanya terdiri dari 55 karyawan yang semuanya kini tercatat sebagai miliarder setelah pembelian tersebut.

Sebelumnya, sang pendiri WhatsApp, Jan Koum pernah bekerja di Yahoo dan berhenti untuk membangun aplikasinya sendiri. Koum terkenal sebagai penduduk miskin yang kemudian menjadi miliarder sukses lewat WhatsApp.

2. Instagram

Biaya akuisisi:  US$ 1 miliar

Pada 2012, pembelian besar lainnya dilakukan Facebook saat mengakuisis Instagram seharga US$ 1 miliar. Meskipun Instagram sangat populer, tapi seharusnya saat itu harga penjualannya belum mencapai US$ 1 miliar.

Facebook dikatakan mengakuisisi Instagram karena memiliki platform berbagi gambar yang lebih baik. Sementara Facebook tidak memilikinya. Tentu saja, Instagram dapat menarik jauh lebih banyak pengguna dan memberi Zuckerberg keuntungan yang menjanjikan.

3. Onavo

Biaya akuisisi: US$ 150 juta-US$ 200 juta

Perusahaan teknologi asal Israel yang diakuisis Facebook adalah Onovo. Aplikasi tersebut dapat mengurangi biaya pengelolaan data pada pengguna.

Facebook memanfaatkan jasa perusahaan tersebut untuk mencapai tujuannya membuat penggunaan internet lebih hemat bagi para penggunanya. Maklum, Zuckerberg berniat memastikan masyarakat tidak mengeluarkan biaya internet mahal saat mengakses Facebook.

Tentu saja, dibanding merancang aplikasi baru, Onavo menjadi jalan keluar instan yang dipilih Facebook. Saat ini, ketiga aplikasi yang dikeluarkan Onavo dapat digunakan secara gratis.

4. Atlas

Biaya akuisisi: US$ 100 juta

Facebook mengakuisisi Atlas Advertiser Suite milik Microsoft tahun lalu seharga US$ 100 juta. Atlas merupakan perusahaan yang menelusuri apa yang dilakukan masyarakat setelah melihat sejumlah iklan di suatu media.

Teknologi yang diciptakan Atlas itu dikenal dengan Click Purchase Path Analysis. Yang benar-benar dibeli Facebook saat itu sebenarnyam tekonologi serta hak penggunaan formula Atlas.

Saat ini, Facebook dapat meningkatkan pendapatannya lewat berbagai iklan yang terpampang di situs tersebut.

5. Face.com

Biaya akuisisi: US$ 60 juta

Perusahaan dengan perangkat lunak yang dapat mengenali garis wajah ini dibeli Facebook pada Juni 2012. Perusahaan yang berdiri pada 2009 ini berbasis di Tel-Aviv dan hanya memiliki 10 karyawan.

Pada 2011, software-nya mampu mengindentifikasi 18 miliar wajah dalam Aplication Programming Interface dan sejalan dengan platform Facebook. Sejak mengakuisisi Face.com, Facebook telah berhasil merilis dua aplikasi baru yaitu Photo Tagger dan Photo Finder.(Sis/Shd)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya