Liputan6.com, Jakarta PT Batan Teknologi (Persero) menyatakan telah menggandeng salah satu perusahaan asal Rusia, Rosatom State Nuclear Energy Corporation untuk pembangunan reaktor nuklir di Indonesia.
Direktur Utama PT Batan Teknologi, Yudiutomo Imardjoko mengungkapkan, pembangunan reaktor nuklir akan dimulai tahun ini. Reaktor nuklir itu diharapkan akan mampu berproduksi pada 2016.
"Rusia salah satu investornya, sehingga nanti pembangunannya kami akan deklarasikan insyallah bulan depan," kata Yudiutomo saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (12/3/2014).
Advertisement
Selain Rusia, Batan Teknologi juga akan melibatkan PT Pertamina (Persero), PT Waskita Karya (Persero) dan PT Dahana (Persero) sebagai mitra pendanaannya. Hal itu mengingat keterbatasan pendanaan. Sehingga secara total kepemilikan saham dari reaktor itu antara lain Indonesia memegang 51% saham dan 49% Rusia.
Total investasi yang dikeluarkan untuk pembangunan reaktor nuklir baru ini diungkapkan Yudi mencapai US$75,5- US$ 80 juta. Saat ini progres pembangunan masih dalam proses penyelesaian perizinan pembangunan oleh pemerintah terkait.
"Saat ini masih kami proses perizinan dan pembangunan akan beroperasi akhir 2016. Kami mulai kondisioning di sana (Rusia), karena pembuatan dan desainnya di sana nanti tinggal dikirm kesini, saya akan kirim tim saya ke sana," kata Yudiutomo.
Pembangunan reaktor ini sudah mendapatkan perizinan dari Menteri BUMN, Dahlan Iskan. Rencananya reaktor baru ini akan dibangun di Subang, Jawa Barat.
Saat ini Batan Teknologi sudah memiliki reaktor nuklir di daerah Serpong, hanya saja reaktor baru itu nanti hanya memiliki kapasitas 20 kali dari reaktor yang sudah ada, dan memiliki kemampuan 20 kali lipat.