Liputan6.com, Jakarta Salah seorang Wajib Pajak (WP) dari perusahaan distributor bahan bangunan, Heri mengaku cara pendekatan dan komunikasi yang dilakukan petugas pajak pada saat ini sangat berbeda bila dibandingkan dengan belasan tahun lalu.
Dulu, pendekatan yang dilakukan terkesan memaksa pembayar pajak mau menyetorkan uang mereka ke negara.
"Dulu banyak petugas pajak nakut-nakutin WP. Kalau tidak bayar pajak akan masuk majelis, jadi membayar kesannya terpaksa," keluh dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Selasa (18/3/2014).
Namun, menurut dia, pendekatan dan komunikasi petugas pajak sekarang ini jauh lebih baik dibandingkan tahun 1998.
Ditambah dengan agresifitas sosialisasi mengenai sistem perpajakan ke masyarakat maupun ke perusahaan.
"Yang penting kita bayar pajak dengan benar, tapi petugas juga harus transparan dalam penggunaan anggaran. Jangan diselewengkan, tapi kembali lagi ke manusianya sih," ucapnya.
Ketua BPD Hipmi Jaya Andhika Anindyaguna Bagoes Hermanto mengaku pernah mendapat laporan dari anggota Hipmi bahwa ada permainan dari petugas pajak sehingga memberatkan para pengusaha kecil menengah.
Namun Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Kementerian Keuangan, Fuad Rahmany membantah pemungut pajak liar merupakan pegawainya.
"Itulah Indonesia memang banyak preman (pemungut pajak liar). Tapi mereka bukan orang pajak dan sekarang sudah ditangkap orang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)," ujar dia.
Advertisement