Layani TKI, Kimia Farma Ambisi Buka Apotek di Arab Saudi

PT Kimia Farma Tbk mengincar pasar Timur Tengah mengingat jumlah jamaah haji dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) besar.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 26 Mar 2014, 19:41 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2014, 19:41 WIB
Layani TKI, Kimia Farma Ambisi Buka Apotek di Arab Saudi
PT Kimia Farma Tbk mengincar pasar Timur Tengah mengingat jumlah jamaah haji dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) besar.

Liputan6.com, Jakarta - PT Kimia Farma Tbk terus memacu ekspansi ke luar negeri. Emiten farmasi berkode KAEF ini berambisi untuk membuka apotek di Mekkah, Arab Saudi.

Jumlah jamaah yang terbang ke Arab Saudi untuk ibadah umroh dan haji selalu mengalami peningkatan setiap tahun. Bahkan basis Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan Tenaga Kerja Wanita (TKW) di negara kaya minyak itu sangat besar.

"Pada Mei ini, kami diundang Arabian Medical Fair ke Arab Saudi. Kami dapat link dari Departemen Agama untuk membuka jaringan apotek di sana melayani TKI dan TKW," ucap Sekretaris Perusahaan, Djoko Rusdiyanto di Jakarta, Rabu (26/3/2014).

Perseroan, tambah dia, akan menggandeng dengan perusahaan farmasi setempat dengan pola kerja sama timbal balik. BUMN ini berharap dapat memulai survei awal pada bulan keempat ini.

"Jadi April ini kami mau tinjau lokasi atau survei awal di sana, karena kami belum tahu pola dan aturan membuka apotek di Arab Saudi. Tapi tempat sudah disiapkan Departeman Agama," tutur Djoko.

Kimia Farma, menurut dia, juga berencana membuka apotek di Vietnam dengan target semester II ini. "Masih ada masalah aturan di sana, karena kerja sama dengan investor setempat tidak boleh memiliki saham mayoritas," ucap Djoko.

Djoko bilang, perseroan telah memperoleh dua sampai tiga calon mitra lokal untuk kerja sama ini. Mitra tersebut berasal dari BUMN dan perusahaan swasta farmasi lokal di Vietnam.

Sementara itu, Djoko menyebut, perseroan pun berniat membangun apotek tambahan di Malaysia dua unit. Sebelumnya Kimia Farma sudah meresmikan satu apotek di Negeri Jiran tahun lalu.

"Tapi kami lihat dulu potensi pasar yang ada, karena apotek di Malaysia sudah menyumbang ke penjualan perseroan di 2013," tukasnya.

Terkait pendanaan, Djoko enggan membeberkan nilai investasi membuka apotek di luar negeri. Namun pengembangan bisnis pendirian apotek di Malaysia masuk dalam anggaran belanja modal 2014 perseroan senilai 939,52 miliar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya