Ingin Jadi Pengusaha SPBG, Siapkan Rp 3 Miliar!

Pembangunan SPBG lebih mahal ketimbang membangun SPBU Bahan Bakar Minyak (BBM).

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 27 Mar 2014, 17:39 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2014, 17:39 WIB
SPBG
(Foto: Wordpress)

Liputan6.com, Jakarta Pengusaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) menyebutkan biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) mencapai Rp 3 miliar.

Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Eri Punormo Hadi mengatakan, pembangunan SPBG lebih mahal ketimbang membangun SPBU Bahan Bakar Minyak (BBM).

Eri menyatakan hal itu karena harga dispanser untuk SPBG mencapai Rp 1,5 miliar per unit, jauh lebih mahal tiga kali lipat dari harga dispanser untuk BBM.

"Dispansernya masih mahal, harga dispanser BBM 3 kali lipatnya, bisa Rp 1,5 miliar, kan beda (jenis) kalau dispanser BBM Rp 500 juta," kata Eri, dalam forum bisinis CNG, di Kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (27/3/2014).

Eri mengungkapkan, harga dispanser SPBG lebih mahal karena teknologi yang lebih canggih dan penggunaan dispanser BBG masih relatif sedikit.

"Pajak jumlah kuantitas dispanser masih sedikit, kalau jualan dikit harganya mahal. Itu dispanser saja," tutur dia.

Selain menyediakan dispanser, pengusaha juga menyediakan tabung gas dan komponen pendukung lainya. Belum tabungnya, tabung itu tergantung tipenya, tipe baja semua murah, perizinan, pipa, scrumber, dryer (pengering) gasnya kan nggak boleh basah. Jadi sekitar Rp 3 miliar," pungkas dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya