Liputan6.com, Jakarta - Bank Dunia mengajak para pemimpin dunia terutama Indonesia untuk mengambil tindakan segera dalam penyediaan akses layanan sanitasi dasar untuk masyarakat, sebagai salah satu langkah untuk memerangi kemiskinan.
“Kita berada di sini hari ini untuk mencegah jutaan kematian yang tidak perlu, yang kebanyakan menimpa anak-anak miskin yang diakibatkan oleh buruknya sanitasi,” kata Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim dalam keterangan tertulisnya, Minggu (13/4/2014).
Bank Dunia mencatat Indonesia menghadapi tantangan besar dalam sanitasi dasar, dimana setengah dari populasi masyarakat perdesaan tidak memiliki akses sanitasi layak, dan dari 57 juta orang yang melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS), 40 juta diantaranya tinggal di perdesaan.
Bank Dunia secara berkelanjutan telah mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan akses sanitasi, melalui proyek-proyek air bersih dan sanitasi yang menerapkan pendekatan programatik skala kabupaten/kota.
Kim menegaskan Bank Dunia tidak akan berhasil mencapai tujuannya mengentaskan kemiskinan ekstrim pada 2030 dan meningkatkan kesejahteraan 40% kalangan termiskin tanpa memperbaiki kondisi sanitasi, yang terkait langsung dengan kemiskinan.
“Kami bakal mengerahkan sumberdayanya baik dalam hal pembiayaan maupun dalam perbaikan layanan,” tambahnya.
Tak hanya itu, Bank Dunia juga akan memperkuat perannya dalam hal penciptaan dan pembagian pengetahuan, bekerjasama dengan mitra-mitra dari sektor publik maupun swasta, dan masyarakat madani.
Pengalaman LSM-LSM seperti BRAC di Bangladesh dan Kenya Water for Health Organization, lanjut dia, dapat dijadikan pelajaran yang bermanfaat.
Selama tujuh tahun terakhir, Bank Dunia telah menyalurkan lebih dari 3 miliar dolar AS per tahun untuk layanan air bersih dan sanitasi, dan merupakan lembaga penyandang dana multilateral terbesar untuk air dan sanitasi.
Demi Entaskan Kemiskinan, Bank Dunia Sehatkan Rakyat RI
Selama tujuh tahun terakhir, Bank Dunia telah menyalurkan lebih dari 3 miliar dolar AS per tahun untuk layanan air bersih dan sanitasi.
diperbarui 13 Apr 2014, 10:12 WIBDiterbitkan 13 Apr 2014, 10:12 WIB
Buruknya sanitasi dan pencemaran yang terjadi hampir di semua sungai di Ibukota, warga harus membayar Rp5000,- pergalon hanya untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang layak konsumsi. (Antara).
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Lokasi Kapal Nabi Nuh AS Berlabuh versi Prasasti Babilonia
BPKH Ungkap Dana Calon Jemaah Haji Indonesia Capai Rp169 Triliun
Gelar Fan Meetup di Jakarta, Lisa BLACKPINK Datang Pakai Jet Pribadi dan Dijemput Mobil Listrik
Menggali Keunikan Teh Kayu Aro Jambi, Hasil Bumi Indonesia Diakui Dunia
Ingin Taubat dari Dosa Meninggalkan Sholat? Ketahui Syarat dan Caranya
Jokowi Sebut Saya Ridwan Kamil, Pramono-Rano: Enggak Apa-Apa, Doakan Semua Sehat
Makna di Balik Tari Piring Khas Minangkabau
Studi Ungkap Polusi Udara Buat Otak Makin Lemot
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Sabtu 16 November 2024
KPK Tetapkan Pejabat BPK Tersangka Korupsi Proyek Jalur Kereta Api
Saat Halle Berry Kembali Kenakan Gaun Menerawang Ikonis Elie Saab di Malam Memenangkan Oscar 22 Tahun Kemudian
Papan Sangatan, Teknologi Kearifan Lokal dalam Perhitungan Musim Tani