Commonwealth Kantongi Untung Rp 206 Miliar

Peningkatan kinerja Commonwealth paling banyak ditopang oleh performa kredit perusahaan yang naik 35,2% menjadi Rp 13,5 triliun.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 13 Apr 2014, 13:50 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2014, 13:50 WIB
Commonwealth Bank
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta Commonwealth Bank Indonesia mencetak kenaikan laba bersih sepanjang 2013 sebesar 127% menjadi Rp 206 miliar, dari tahun sebelumnya Rp 91 miliar.

Menurut Presiden Direktur, Commonwealth Bank Indonesia, Tony Costa, peningkatan kinerja perseroan paling banyak ditopang oleh performa kredit perusahaan yang naik 35,2% menjadi Rp 13,5 triliun, dengan pertumbuhan di semua segmen pasar utama.

“Hasil positif ini secara nyata menunjukkan kekuatan dari implementasi strategi bisnis Bank,” ujar Tony Costa dalam keterangannya, Minggu (13/4/2014).

Anak perusahaan Commonwealth Bank Australia (CBA) Group ini  juga mencatat kredit komersial mencatatkan pertumbuhan sebesar 81,1%, portofolio kredit UKM tumbuh sebesar 34,1% dan kredit konsumen meningkat hingga 19,8%.


Peningkatan performa ini juga diimbangi dengan pengelolaan risiko yang baik, yang salah satunya ditunjukkan oleh angka Non Performing Loan (NPL) yang rendah, yaitu 0,72%, jauh di bawah rata-rata industri

Tony menjelaskan ini juga menunjukkan komitmen Bank yang kuat dalam mendukung sektor kredit produktif di Indonesia yaitu kredit komersial dan UKM, dan tentunya ikut memberikan kontribusi bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia.

"Kinerja ini dicapai di tengah situasi pasar yang penuh tantangan. Dengan adanya tekanan di pasar global dan likuiditas yang semakin ketat, kami tetap mampu mempertahankan pertumbuhan dan membukukan kinerja keuangan yang kuat," katanya.

Dari hasil laporan tahunannya, kredit produktif saat ini mencapai 70,5% dari total portofolio kredit Bank. Beberapa faktor yang turut mendukung pertumbuhan ini termasuk pertumbuhan nasabah sebesar 20% per tahun, komitmen investasi dalam platform teknologi untuk terus meningkatkan efisiensi operasional dan standar layanan, serta meningkatnya investasi untuk pelatihan staff sebesar 39%.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya