Kontribusi Produk UKM RI Masih Minim di Kancah Global

Kontribusi produk usaha kecil menengah (UKM) Indonesia masih kalah dengan kontribusi produk UKM negara lain, khususnya sesama anggota ASEAN.

oleh Septian Deny diperbarui 21 Apr 2014, 19:31 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2014, 19:31 WIB
perajin-lem2-130613b.jpg
"Prediksi kami ongkos produksi akan melambung" ujar Kurniawan Saprizal (42) pria asal Padang, salah satu pemilik UKM di kawasan PIK.(Liputan6.com/Abdul Aziz Prastowo)

Liputan6.com, Jakarta Kontribusi produk usaha kecil menengah (UKM) Indonesia masih kalah dengan kontribusi produk UKM negara lain, khususnya sesama anggota ASEAN terhadap rantai pemasok produk secara global.

Direktur Perdagangan, Investasi dan Kerjasama Ekonomi Internasional PPN/Bappenas, Amalia A Widyasanti mengatakan, UKM Indonesia hanya menyumbang 6,3%. Sedangkan negara lain seperti Malaysia sudah mencapai 46,2%, Thailand 29,6%, Filipina 20,1% dan Vietnam 21,4%.

Dia menyatakan, dengan melihat hal tersebut, maka yang penting dilakukan oleh UKM dalam negeri adalah bisa lebih banyak berkontribusi pada rantai produk global.

"Artinya kita harus lebih aktif bagaimana mempromosikan untuk bisa ke dalam global value chain. Ini karena untuk mendapatkan nilai tambah, serta mendorong ekspor dari UKM," ujar Amalia di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (21/4/2014).

Amalia menjelaskan, selama ini ekspor produk UKM hanya memiliki porsi sebesar 14% dari total ekspor Indonesia dan sebagian besar ekspor masih didominasi dari sektor mineral dan gas.

Menurut Amalia, dengan ketersediaan dan akses informasi yang mudah, akses pendanaan yang cukup maka keterampilan dan standar produk-produk UKM ke depannya akan mampu bersaing dengan produk UKM negara lain.

"Ke depan, UKM memang harus dorong untuk sustainable growth and equity, juga inclusive close. Ini yang perlu didorong dan difasilitasi oleh pemerintah," tandasnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya