Ekonomi RI Melambat Bikin Penyerapan Tenaga Kerja Minim

Wakil Menteri PPN, Lukita Dinarsyah mengharapkan pengembangan industri hilirisasi dan manufaktur dapat menyerap tenaga kerja lebih besar.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 05 Mei 2014, 18:11 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2014, 18:11 WIB
Wakil Menteri PPN
(Foto: Fiki Ariyanti/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas)/Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN) menilai laporan Badan Pusat Statistik (BPS) soal realisasi penurunan angka pengangguran didorong perlambatan ekonomi di Indonesia. Sehingga tak mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja.

BPS merilis data, dalam setahun terakhir, jumlah pengangguran berkurang sebanyak 50 ribu orang. Pada Februari 2013 tercatat orang yang menganggur sebanyak 7,20 juta menurun di periode yang sama ini menjadi 7,15 juta orang.

"Sebanyak 50 ribu orang percuma? Itu karena pertumbuhan ekonomi 5,21% di bawah target tapi masih lebih baik secara global," ujar Wakil Menteri PPN, Lukita Dinarsyah saat acara Launching Blue Book Pembangunan Uni Eropa-Indonesia di Jakarta, Senin (5/5/2014).

Dia menggambarkan, Indonesia pernah mendulang penyerapan tenaga kerja tinggi pada saat sektor industri dan jasa bersifat modern tumbuh cukup signifikan. Ketika masa itu, kata Lukita, setiap 1% pertumbuhan ekonomi negara ini menyerap 300-400 ribu tenaga kerja.

"Dulu waktu level penyerapannya 300-400 ribu tenaga kerja terjadi pada saat sektor industri manufaktur tumbuh. Inilah yang menjadi salah satu pendorong utama. Tapi kini setiap 1% pertumbuhan ekonomi menyerap 200-250 ribu orang," tutur Lukita.

Saat ini, tambah Lukita, melalui pengembangan industri hilirisasi dan manufaktur diharapkan dapat memacu penyerapan tenaga kerja lebih banyak. Sebagai contoh, larangan ekspor mineral mentah yang bertujuan memaksa perusahaan tambang membangun smelter dan mengolah mineral mentah di dalam negeri.

"Didorong lagi sektor industri, termasuk hilirisasi dan manufaktur. Ini adalah salah upaya untuk menyerap tenaga kerja dari setiap pertumbuhan ekonomi yang dimiliki," paparnya.

Selain itu, dia mengaku, pemerintah dan swasta terus merealisasikan proyek Master Plan Percepatan, Pembangunan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di seluruh koridor Tanah Air.

"Ini yang sekarang kami lakukan, yakni bertransformasi dan melakukan penguatan struktur ekonomi, termasuk hilirisasi dan MP3EI, pengembangan koridor kawasan ekonomi khusus karena larinya ke sektor industri," ujar Lukita.

Namun demikian, Lukita tak dapat memastikan kapan penyerapan tenaga kerja bisa kembali ke angka 300 ribu. "Saya nggak bisa bilang, tapi kalau MP3EI dan industrialisasi mulai betul-betul beroperasi, sehingga menciptakan lapangan kerja di sektor formal sehingga mulai jadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia," tandas dia.

Dari data BPS, jika dibandingkan Februari 2013, jumlah penduduk yang bekerja mengalami kenaikan pada hampir semua sektor terutama di jasa kemasyarakatan sebanyak 640 ribu orang, sektor perdagangan 450 ribu orang, sektor industri 390 ribu orang pada periode yang sama 2014. Sedangkan yang mengalami penurunan di sektor pertanian sebanyak 280 ribu orang.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya