Mau Utang Buat Beli Ladang Minyak, Bos Pertamina Lapor Menkeu

Pertamina akan membeli ladang minyak di Aljzair, Mesir dan Irak.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 12 Mei 2014, 21:50 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2014, 21:50 WIB
3-harga-elpiji-140106d.jpg
Sebelumnya harga elpiji non-subsidi 12 kg mengalami kenaikan sebesar Rp 3500/kg. Setelah diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Pertamina mengubah kenaikannya menjadi Rp 1000/kg (Liputan6.com/Herman Zakharia).

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) secara maraton menggelar rapat sejak siang ini. Rapat pertama diikuti oleh seluruh Eselon I dan II Kemenkeu membahas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014.

Selanjutnya disusul rapat dengan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan. Rapat ini membahas pengelolaan risiko dalam penerbitan utang oleh perusahaan swasta.

Direktur Strategis dan Portfolio Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kemenkeu Schneider Siahaan mengaku, Pertamina berencana mengakuisisi ladang minyak di luar negeri. Namun, dana yang digunakan untuk melakukan akusisi bukan dari dana internal.

"Pertamina mau menerbitkan obligasi untuk pembelian ladang minyak di Aljzair, Mesir dan Irak," ujarnya usai rapat di Gedung Kemenkeu, Senin (12/5/2014).

Menurut Schneider, penerbitan obligasi dilakukan untuk membiayai aksi korporasi tersebut demi menambah pasokan produksi minyak perseroan. Supaya berjalan sesuai rencana, perseroan perlu berkoordinasi dengan pemerintah.

"Pertamina melapor ke sini supaya sinkron dengan penerbitan obligasi pemerintah," katanya.

Saat dikonfirmasi rencana tersebut kepada Karen, dia hanya menjawab singkat. "Kami cuma bahas soal aksi korporasi saja," ujar Karen seraya melangkahkan kaki ke mobil dan bergegas pergi. (fik/gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya